Tak dapat dipungkiri, mewabahnya virus Corona (Covid 19) sekarang ini, jelas meluluh-lantakkan aktivitas bisnis besar hingga kecil. Roda perekonomianpun sangat terasa berat perputarannya. Karena sudah hampir 2 (dua) bulan berbagai pembatasan antar orang per orang maupun kelompok (social distancing) diberlakukan, hingga terakhir penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) oleh Pemerintah Pusat.
Namun yang menjadi pertanyaan, apakah bisnis harus berhenti mengikuti kesulitan yang ada? Tentu tidak. Selaku pebisnis memang harus dipaksa mencari celah diantara celah yang ada. Prinsipnya, bisnis harus tetap berjalan, bagaimanapun sulitnya situasi dan kondisi.
Sebab jangan lupa, masyarakat tetap memiliki kebutuhan (needs) dalam memenuhi kehidupannya. Terutama kebutuhan primer yang berkaitan dengan konsumsi rumah tangga, seperti sembako (sembilan bahan pokok), dan kebutuhan sekunder lainnya. Maka secara otomatis, aktivitas permintaan (demand) dan penawaran (supply) itu harus tetap berjalan. Disinilah kuncinya.
Maka, betapapun sulitnya kondisi sekarang ini, para pelaku usaha harus mampu melakukan manuver pola bisnisnya. Apalagi yang sebelumnya masih berpola konvensional, harus segera merubah polanya kepada cara-cara pemasaran (marketing) dan pelayanan (services) yang bersifat digital.
Sebab penggunaan digital, sudah menjadi kebiasaan (habit) bagi 150 juta-an pengguna internet aktif (sekitar 56% dari total jumlah penduduk Indonesia).
Pentingnya Data dan Strategi Online
Dalam menjalankan pola-pola marketing digital, memang harus membutuhkan data dan strategi. Sebab data menjadi sasaran penawaran produk (sebagai calon konsumen) dan strategi itu merupakan cara-cara yang dibutuhkan dan sesuai dengan produk yang ingin disampaikan terhadap konsumen.
Memang, jika para pebisnis sebelumnya sudah memiliki 'big data', setidaknya nomor call atau WhatssApp (WA), tentu akan lebih unggul dibandingkan mereka yang minim data.
Oleh sebab itu, bagi para pelaku bisnis yang masih minim data calon konsumen, harus secepat mungkin melakukan pencarian data pada saat yang bersamaan dengan menciptakan pola-pola komunikasi yang sesuai.
Dengan data pelanggan atau relasi yang ada, maka para pelaku bisnis dapat mengelolanya dalam berbagai bentuk cara. Misalnya: dari mulai melakukan japri (jaringan pribadi) WhattsApp untuk menawarkan produk-produk; Membuat group WhtatsApp khusus penawararan paket diskon; hingga membuat website khusus, maupun membuat Blog.