Lihat ke Halaman Asli

Cara Mengelola Keuangan dengan Bijak

Diperbarui: 25 Juni 2020   09:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Dear , adik adik mahasiswa , Bersyukurlah bagi adik adik yang sudah bekerja sambil kuliah, karena mencari pekerjaan pada saat ini bukanlah hal yang mudah, bagi yang belum bekerja , persiapkan diri dan mental ya, semoga segera mendapatkan jodoh, eh salah, pekerjaan.. !!

Baik adik adik mahasiswa/i , disini penulis akan mencoba memberikan tips bagaimana mengelola keuangan pribadi, biar gak minus melulu, gaji yang didapat cuma numpang lewat doank di rekening , abis itu ngilang, betul apa betul....., hehehe,

Baik mari kita mulai,
Perencanaan Keuangan merupakan bagian yang sangat penting. Sebab bagaimana mau berinvestasi jika gaji yang didapat dihabiskan semua. Oleh karena itu, sebelum melakukan investasi, yang pertama kali harus dilakukan seharusnya adalah bagaimana mengelola keuangan, tepatnya mengelola pendapatan kita dengan baik.

Pada prinsipnya, yang namanya pendapatan harus dihabiskan. Hanya saja cara untuk menghabiskannya harus tepat. Jika tidak, jangankan untuk berinvestasi, untuk kebutuhan sehari-hari saja mungkin kita harus terpaksa berutang untuk memenuhinya. Cara untuk menghabiskan pendapatan yang baik adalah menggunakan prinsip 10 -- 20 -- 30 -40. Seperti apa prinsip ini?

CARA CERDAS MENGELOLA KEUANGAN BAGI MAHASISWA

A. 10% -- Untuk Kebaikan (Sedekah)
Misalkan anda baru bekerja dan mendapatkan gaji sebesar UMR Surabaya yaitu Rp 3.8 juta. Dari uang makan, uang transport dan komisi katakanlah anda bisa mengantongi Rp 4 juta per bulan. Maka angka 10 dari Prinsip 10 -- 20 -- 30 -- 40 ini adalah 10% dari pendapatan Rp 4 juta tersebut yaitu Rp 400.000 untuk hal yang sifatnya kebaikan.

Apa saja kategori yang bisa disebut Kebaikan ? Mulai dari sumbangan yang diberikan setiap minggu ketika anda mengunjungi Mesjid, Wihara, Gereja, Pura, ataupun tempat Ibadah lainnya. Kemudian uang yang diberikan untuk Badan Amal yang legal, pengelola panti jompo, panti asuhan dan panti lainnya yang membantu orang yang membutuhkan.

Jangan dilupakan juga dengan Orang Tua. Sebagai pihak yang telah melahirkan dan membesarkan kita, orang tua adalah tempat untuk menanamkan kebaikan yang tiada taranya. Jadi dengan memberikan sebagian pendapatan kita kepada orang tua juga merupakan salah satu bentuk kebaikan. Jika orang tua sudah tiada, bisa ke adik, keponakan atau keluarga kita yang membutuhkan. Pemberian juga harus bijaksana juga tentunya.

Kombinasi dari seluruh hal di atas tentu tidak sedikit, tapi usahakanlah agar setidaknya 10% dari pendapatan kita bisa disisihkan untuk hal yang sifatnya kebaikan.

B. 20% -- Untuk Dana Darurat, Asuransi Dan Investasi
Untuk anda dana darurat 3 -- 6 kali total pengeluaran perbulan. Missal pengeluaran anda tiap bulan adalah 3 juta maka anda harus memiliki danan darurat 9 juta -- 18 juta. Dana darurat bisa disimpan pada instrumen yang aman dan mudah dicairkan seperti tabungan, deposito, reksa dana pasar uang dan emas. Namun setidaknya sebagian kecil dari dana darurat tersebut sebaiknya ditempatkan di tabungan yang mudah dicairkan.

Selanjutnya adalah memiliki asuransi jiwa dengan uang pertanggungan paling tidak 10 -- 15 tahun pengeluaran. Baru setelah itu melakukan asuransi. Untuk asuransi kesehatan dan penyakit kritis sebaiknya punya namun jika kalau tidak ada bisa menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan. Tapi jika anda ingin memiliki pelayanan asuransi dari rumah sakit swasta, maka asuransi komersial bisa menjadi pertimbangan. Cara yang lebih efisien untuk menjaga risiko tersebut adalah dengan hidup sehat, pikiran positif, selalu bahagia dan rajin berolah raga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline