Lihat ke Halaman Asli

sutrisno

Pengrajin kerajinan yang rajin

Apa Alasan milih Calon Bupati dari Orang Terdekat

Diperbarui: 16 September 2024   03:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto:devteo mahardika/detikjabar

KARIR CALON BUPATI IMRON ROSYADI

Bapak Imron Rosyadi seolah punya garis tangan yang bagus dalam pandangan tukang palak (tukang ramal dengan metode melihat garis telapak tangan) upss anda jangan menjugde tukang palak dulu. mari kita lihat ke belakan karir beliau berawal dari pegawai pmerintah berlogo "ikhlas beramal" mulai dari KUA sampai DEPAG bandung barat singkat cerita beliau nyalon jadi wakil bupati (Cirebon) bersama Bpk Sun dan menang. Setelah menang beliau jadi Bupati Definitive lalu tiba2 naik jadi Bupati pada 2019. sampai dengan hari ini nyalon jadi Bupati Cirebon periode 2024 s/d selesai. Sebuah kisah karir asyik yang lumayan menarik untuk bahan ghibah di warung2 kopi. Kita pasti tidak mengerti dong. waktu itu Bpk imron yang sedang berkarir di Bandung Pulang ke Cirebon untuk jadi wakil bupati mendampingi Bpk sun, setelah menang,bapak sun malah pindah ke Bandung (Sukamiskin), meninggalkan imron. Sampai sekarang kita orang awam ini masih dibikin heran kisahnya agak mirip lagu dangdut bang rhoma "kau yang memulai, kau yang mengakhiri"

ALASAN MEMILIH PEMIMPIN DARI ORANG YANG KITA KENAL

Sekarang 50% dukungan kita pada pilkada November nanti kita pilih beliau sambil kita pun berjanji walau kita pemilih & pendukung bukan berarti kita tidak mengkritik siapa yang kita dukung setelah menang nanti, karena setelah pa imron dilantik menjadi bupati, beliau punya jabatan politik dan kami kembali menjadi masyarakat biasa yang berbaur dengan pendukung calon lain. Hari itu tidak akan ada lagi pendukung IMAN, RAKHIM,YUCIN,LUTYANA DLL, semua pemilih menjadi satu kesatuan bernama masyarakat yang katanya punya kekuasaan tertinggi di dalam system demokrasi.

Jujur kami semua adalah pemilih Bpk imron ketika Pilkada Cirebon 2019 (Sunjaya-Imron) karena melihat Beliau adalah senior kami di paguyuban. Alasan yang paling mendasar kami memilih beliau adalah banyak sekali teman-teman kita yang dekat dengan beliau. Kata dekat agaknya lebih enjoy ketimbang strategis, saking dekatnya ada yang mirip kakak dengan adik, ada yang seperti ayah dengan anak bahkan ada yang seperti kakek dengan cucu walaupun tidak ada ikatan darah. Dengan kedekatan itu, harapanya kita bisa memperbaiki dari dalam. menyampaikan aspirasi pun lewat teman-teman saja tanpa capek2 pakai toa atau bakar ban. Dan benar saja pemerintahan berjalan dengan aman2 saja .syukurnya teman-temanku tidak banyak berubah walau dekat dan sering lalu-lalang main ke pendopo bupati.

Upss... tapi di dalam kepemimpinan yang terlihat baik-baik saja dan jauh dari pemberitaan negatif bukan berarti kita tidak boleh curiga, beberapa dugaanpun sering mucul. Mungkinkah media di Cirebon tidak lagi menjalankan funsinya sebagai "watchdog (Anjing Penjaga)" seperti kata Jacob oetama. Atau mungkin lembaga2 dan badan pengawas belum bekerja secara maksimal. Tapi sudahlah hanya mereka dan malaikat yang mengetahui. Lagian semenjak UU KPK disahkan DPR kita juga sudah menduga akan seperti apa lembaga anti korupsi dimasa mendatang.

100 % PILIHAN KITA TIDAK BERUBAH ASAL BERANI TERIMA TANTANGAN

Mari kita sejenak ghibah pemerintah pusat. Selama periode kepemimpinan rezim pemerintah 2014-2024 banyak sekali hal-hal lucu yang membuat kita makin hari ngerasa makin bego hidup di negara ini rasa-rasa nya percuma berpendidikan tinggi toh pada akhirnya dianggap bego sama pemimpin2 kita sendiri. sambil tetap bersyukur demokrasi kita masih dilindungi oleh Tuhan yang maha kuasa.

Jauh dari pusat pemerintah sana, otonomi daerah yang digaungkan pada era reformasi sepertinya melahirkan cerita lucu juga dari para pejabatnya seperti di Cirebon tercinta ini dan sayang sekali kalau terlewatkan begitu saja tanpa dijadikan materi dalam stand up komedi oleh para komika komunitas stand up komedi yang tersebar di Cirebon. Karena selama lima tahun menjabat Bupati,  kami (masyarakat) merasa jadi lelucon bapak,, maka apa salahnya dong pada masa kampanye ini giliran bapak jadi bahan banyoalan oleh komika dan di saksikan langsung oleh kami sambil menikmati kopi.

Kami mewakili kaum muda bernjanji akan datang ke tempat kopi dimana bapak akan diroasting oleh komika walaupun harus bayar sendiri kopinya, harusnya beli bensin sendiri tanpa diberi amplop seperti yang dilakukan calon kepala daerah lain di acara2 pengajian ustad kondang. Diroasting komika tidak akan merubah pilihan kami kepada bapak karena bagi kami empat paslon tersebut sama saja ketika menang nanti. Ada dua pepatah  penyair kerajaan romawi yang bikin kita berpikiran demikian. Yang pertama Marcus Annaeus Lucanus bilang" exeat aula, qui vult esse pius" maknanya, barangsiapa ingin jadi orang baik hendaklah meninggalkan istana. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline