Lihat ke Halaman Asli

Erri Subakti

TERVERIFIKASI

Analis Sosial Budaya

Buku dan Persahabatan, Dampak Menulis di Kompasiana

Diperbarui: 10 Oktober 2024   04:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kiri ke kanan: Julianto Simanjuntak, Yunitha Fairani, Erri Subakti, Tuty Yosenda. Foto dok. pribadi 

Foto di atas ini adalah foto 10 tahun lalu, yaitu di tahun 2014. Dari kiri ke kanan adalah: Psikolog pernikahan dan rumah tangga Julianto Simanjuntak, Yunitha Fairani, penulis (Erri Subakti), dan Tuty Yosenda.

Nyata bahwa dengan menulis di Kompasiana juga membawa dampak tumbuhnya persahabatan di antara para penulisnya.

Julianto Simanjuntak yang rutin menuliskan artikel-artikel bertema pernikahan dan rumah tangga, akhirnya melahirkan buku-buku dengan topik sejenis. Berawal dari mengeluarkan isi kepala dan berbagi ilmu dan wawasan di Kompasiana, akhirnya melebarkan sayap psikolog ini untuk memberikan konseling ke berbagai daerah di Indonesia.

Kemudian Tuty Yosenda juga tak ketinggalan telah merilis buku berjudul "Demi Waktu" yang memiliki bobot filsafat kehidupan, namun dengan contoh-contoh nyata yang mudah dicerna pembaca.

Hal ini juga dikatakan oleh Yunitha Fairani.

"Saya suka tulisan kak Tuty Yosenda. Tulisannya bernafas kemanusiaan, spiritual tapi dibungkus dengan gaya bahasa yang manis, lugas dan lucu. Tema yang berat jadi terasa ringan," katanya.

Yunita Fairani, ibu rumah tangga yang telah tinggal di Jepang puluhan tahun, berawal dari berbagi cerita dan menulis di Kompasiana, akhirnya sudah melahirkan 2 buku, "Gado-gado dan Sushi", dan "Samurai Blasteran".

Buku Gado-gado dan Sushi yang diterbitkan oleh Gramedia, berisi mengenai pengalaman penulisnya dalam "tabrakan budaya sehari-hari" antara Jepang dan Indonesia di dalam kehidupan keluarganya. Itu sebabnya ia memberi judul "Gado-gado dan Sushi".

Sementara buku keduanya yang berjudul "Samuran Blasteran" yang juga diterbitkan oleh Gramedia, berisi mengenai kisah-kisah pengalamannya mendidik dan mendampingi puteranya yang blasteran Jepang dan Indonesia ini dalam masa sekolah di usia remaja. Bagaimana hubungan sekolah dengan orang tua murid dan perannya bagi putera, sekolah dan sesama ortu murid lainnya yang "Jepang tulen."

Buku "Samurai Blasteran" karya Yunitha Fairani di Perpusnas RI. Foto: dok. pribadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline