Tak terhitung dampak Kompasiana bagi banyak Kompasianer atau para penulis di Kompasiana. Dampak dari menulis maupun dampak dari tulisan-tulisan di Kompasiana. Tak terhitung pula Kompasianer yang mendapat dampak sangat baik dari aktivitas menulis di Kompasiana.
Salah satunya adalah bagi Christie Damayanti, Kompasianer of the Year 2011.
Kompasiana bagi Christie Damayanti adalah seperti "game changer" dalam kehidupannya. Atau mengubah layar dalam badai kehidupan yang menerpanya saat tahun 2011.
Adalah saat dimana seorang Christie Damayanti mengalami stroke yang melumpuhkan sekujur tubuhnya, lalu dengan tekad kuat akhirnya hanya 1 bagian tubuh yang bisa dia gerakkan. Tubuh bagian kanan, tangan dan kaki kanan tetap lumpuh tak bisa bergerak.
Dengan hantaman badai kehidupan yang melumpuhkannya, Christie hanya bisa bergerak dengan satu bagian tubuh. Sulit berjalan dengan satu kaki, perlu pegangan, dan dengan kursi roda.
Kelumpuhan bagi manusia bukan saja mengenai ketidakberdayaan fisik semata, melainkan juga bagaimana memulihkan mental dan daya pikir untuk kembali bisa percaya diri dan bisa berkarya.
Oiya, saat stroke, Christie juga mengalami pendarahan di dalam kepalanya. Otaknya terendam darah separuhnya.
Christie pun sulit mengingat semuanya. Bahkan TIDAK BISA BICARA dan tidak bisa membaca, dan sulit mengingat apa dan siapa.
Christie harus belajar lagi hidup dari nol. Memulai "kehidupan yang baru".
Saat seorang teman masa SMP-nya yang menjadi jurnalis di Kompas mengajaknya untuk mencoba menulis di Kompasiana, sebagai terapi untuk otak dan mentalnya, Christie pun mulai menulis di Kompasiana, meski dengan banyak typo (karena menulis dengan 1 tangan, tangan kiri).
Admin Kompasiana saat itu, Nurulloh, yanqg kini sudah menjabat sebagai COO Kompasiana pun tetap mempublish tulisan-tulisan Christie Damayanti.