Di sekolah kita belajar bahwa yang pertama mengatakan bumi itu bulat adalah Galileo Galilei.
Galileo memang mengatakan bumi itu bulat tahun 1616.
Tapi 1.000 tahun (lebih) jauh sebelum Galilei yang mengatakannya, Claudius Ptolemaeus, seorang astronom dan ahli geografi kebangsaan Yunani di Mesir (saat itu dikuasai Romawi) sudah menuliskannya dalam sebuah buku "Geographia", tahun 150 Masehi.
Di buku ini pula sudah tercantum nama Yava Dvipa alias Pulau Jawa yang dituliskan dalam bahasa Latin Iaba-diu (I = Y = J, b = v, u = v).
Bahkan Claudius Ptolemaeus juga telah bisa menghitung titik koordinat dengan garis lintang dan bujur.
Hebat ya, dengan keterbatasan alat pendukung ilmiah pada abad pertama Masehi, ilmuwan Yunani di masa kejayaan Romawi sudah sejauh itu ilmu pengetahuannya.
Foto buku Geographia karya Claudius Ptolemaeus yang saya foto di atas adalah salinan yang diterbitkan tahun 1913.
Pada tahun 150 Masehi itu di Nusantara bagaimana peradabannya?
Pada tahun 130 Masehi di ujung Barat Pulau Jawa baru saja berdiri sebuah kerajaan pertama di Nusantara, Salakanagara, dalam bahasa Sansekerta artinya Negara Perak.
Luar biasanya, Negara Perak itu juga ditulis oleh Claudius Ptolemaeus dalam buku Geographia tahun 150 Masehi. Claudius mencatat adanya "Argyre" atau negeri perak dalam bahasa Latin, yang terletak di ujung barat Iaba-diu.