Lihat ke Halaman Asli

Erri Subakti

TERVERIFIKASI

Analis Sosial Budaya

Mengungkap "Negara Perak" yang Dicatat Ilmuwan Yunani di Abad Pertama

Diperbarui: 26 September 2024   19:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar foto: dokumen pribadi. (Erri Subakti)

"Negara Perak" tercatat dalam buku Geographia yang ditulis oleh Claudius Ptolemaeus pada tahun 150 Masehi.

Claudius Ptolemaeus (selanjutnya ditulis Claudius saja) adalah adalah seorang ahli geografi, astronom, dan astrolog yang hidup tahun 96-168 M di Aegyptus (Mesir), yang saat itu bagian dari kekuasaan Romawi.

Pada tahun 150 M, Claudius merilis sebuah buku Gegographia yang membeberkan "peta dunia" saat itu.

Uniknya Claudius mencantumkan adanya Kota Argyre yang merupakan ibukota dari sebuah Pulau Iabadiou. Argyre dalam bahasa Yunani berarti "Negeri Perak". Sedangkan Iabadiu adalah sebuah Pulau yang kita kenal sekarang dengan Pulau Jawa.

Penelitian yang mengungkap letak Argyre telah dilakukan oleh banyak ilmuwan di masa lampau.

Salah satunya yang saya baca hari ini adalah dari hasil penelitian Colonel G.E. Gerini, M.R.A.S yang berjudul Researches on Ptolemy Geography of Eastern Asia, yang diterbitkan di London, 1910.

Gerini menyebutkan:

"The meaning conveyed by the term Argyra is that of Silver Country; and in order to mark it, the more distinctly Ptolemy takes care to add that 'there are said to be very many silver mines.'"

Makna yang terkandung dalam istilah Argyra adalah Negeri Perak; dan untuk menandainya, Ptolemy dengan lebih jelas menambahkan bahwa 'dikatakan ada sangat banyak tambang perak.'

Sementara kata Iabadiu, dituliskan oleh Claudius sebagai berikut:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline