Sekitar pukul sembilan malam Waktu Indonesia Timur kemarin malam (8/5/2015) sebuah pesawat mendarat di Bandara Sentani, Jayapura. Tidak biasanya ada pesawat yang mendarat di malam hari di bandara ini. Dan ternyata memang benar. Itu bukanlah pesawat komersial biasa. Di dalamnya ada RI 1 yang pada 8 Mei 2015 kemarin melakukaan kunjungan kerjanya ke Papua.
Keesokan paginya (9/5/2015), jadwal pertama orang nomor satu negeri ini adalah meninjau pembangunan pasar tradisional, Pasar Pharaa di Sentani.
[caption id="attachment_416393" align="aligncenter" width="560" caption="Ki-ka: Ketua Pokja Papua Judith Dipodiputro, Presiden Jokowi, Bupati Jayapura Mathius Awoitauw. dok. pribadi."][/caption]
Sesampainya di lokasi pembangunan pasar tersebut, Presiden Jokowi bersama Bupati Jayapura Mathius Awoitauw melihat proyek pembangunan yang sudah berjalan.
"Bagus banget. Ini akan menjadi pasar percontohan pertama di Indonesia," kata Jokowi saat melihat maket dan konsep desain arsitektur Pasar Pharaa ini sambil mendengar penjelasan konsep pasar tradisional - modern terintegrasi ini dari Ketua Pokja Papua, Judith Dipodiputro.
Konsep pasar ini memang diusung oleh Tim Pokja Papua semenjak di Rumah Transisi, Oktober 2014 lalu. Rencana pembangunan pasar ini tidak hanya sekedar merencanakan pembangunan fisik pasar saja, melainkan juga sangat concern terhadap kemanfaatannya secara langsung untuk masyarakat suku asli Papua.
Di dalam pasar terdapat Rumah Anak Harapan, yaitu tempat belajar anak-anak saat mama-mama pedagang asli Papua berjualan di pasar, dengan konsep bermain sambil belajar. Dan juga terdapat Rumah Keluarga Sehat, yaitu tempat pelayanan kesehatan bagi para pedagang pasar.
Sampah pasar pun tidak begitu saja akan dibuang, melainkan akan terdapat pengelolaan limbah cair dan padat di lokasi pasar.
Tidak itu saja, Pasar Pharaa selama ini menjadi melting pot dari para penduduk di sekitar Sentani untuk memasarkan berbagai hasil kebun mereka dari kampung-kampung atau pedesaan di wilayah tersebut. Tercatat ada 1,320 pedagang yang berjualan di Pasar Pharaa ini.
Karena itu tidak heran apabila lalu lalang angkutan umum/angkutan pedesaan yang masuk ke dalam terminal pasar pun mencapai lebih dari 2000 moda transportasi yang masuk dan keluar setiap harinya.
Untuk itu Terminal Pasar Pharaa pun mulai direncanakan untuk dibangun menyusul pembangunan Pasar Pharaa. Dan di sini kembali keterlibatan Pokja Papua memiliki andil besar dalam percepatan perencanaan dan pembangunan ini.