Lihat ke Halaman Asli

Berhasilkah Megahagho?

Diperbarui: 30 Mei 2022   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jabes E Gaghana dan Helmud Hontong (Sumber: KawanuaPost)


Catatan Evaluatif Kinerja Pembangunan Sosial Ekonomi

 Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe

dibawah Kepemimpinan Jabes Ezar Gaghana dan Helmud Hontong

periode 2017-2022

Minggu 22 Mei 2022 secara resmi Saudara Jabes Ezar Gaghana, mengakhiri masa jabatannya sebagai Bupati Kepuluan Sangihe. Jabes yang pada Pilkada 2017 berpasangan dengan Alm. Helmud Hontong dengan akronim nama pasangan Megahagho secara fenomenal memenangkan Pilkada 2017 meski berhadapan dengan Bupati incumbent saat itu yang di dukung penuh oleh kekuatan PDIP sebagai Partai Pengusung. 

Kekuatan pasangan Megahagho saat itu adalah momentum euphoria masyarakat Sangihe yang menginginkan perubahan dan kemajuan pembangunan di Kabupaten Perbatasan Utara Indonesia ini yang saat itu dirasa oleh sebagian besar masyarakat Sangihe mengalami stagnasi. 

Pertanyaan saat ini yang menari untuk dijawab disaat masa periode kepemimpinan Jabes berakhir adalah, Apakah Jabes berhasil menjawab ekspektasi masyarakat Sangihe yang menitipkan mandat dan harapannya sebagai Bupati?

Catatan ini adalah bagian pertama dari seri catatan yang saya tulis sebagai catatan evaluatif kinerja Jabes dan Helmud serta Kabinet Megahagho selama 5 tahun  terhitung sejak 22 mei 2017 sampai 22 Mei 2022. 

Sebelum saya lanjutkan, perlu kita catat bersama bahwa sebagai bagian dari dinamika roda pemerintahan duo Megahagho, pada tahun kedua (2018), publik melihat bahwa hubungan Bupati Jabes dan Wakil Bupati Helmud mulai retak. Keretakan hubungan keduanya ditandai oleh banyak peristiwa dan salah satu peristiwa puncaknya adalah masing masing mengusung dan menjadi tim kampanye dari Pasangan Calon Gubernur Sulwawesi Utara yang berbeda pada pilgub 2020 lalu. 

Jabes menjadi bagian dari Tim Tety Paruntu lewat partai  Golkar sedangkan Helmud yang merupakan pengurus dan kader Partai Golkar justru menjadi Tim Olly Dondokambey. 

Dalam catatan dan memori kolektif publik Sangihe keretakan hubungan keduanya membangun kesan bahwa Bupati adalah single power yang menjalankan roda pemerintahan sementara Wakil Bupati tidak diberi ruang secara leluasa oleh Bupati. Citra ini semakin kuat mengemuka sampai saat saat terakhir Helmud menghembuskan nafas terakhir di dalam pesawat saat sedang transit dalam perjalanan Denpasar - Makassar- Manado tanggal 9 Juni 2021.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline