Sebagaimana telah diulas pilihan-pilihan kemungkinan yang bisa terjadi dalam tulisan-tulisan saya sebelumnya, DPP Golkar akhirnya memberikan rekomendasi pencalonan di Pilgub Banten kepada pasangan calon Andra-Dimyati.
Paslon yang sebelumnya telah didukung oleh semua partai non parlemen termasuk tiga partai pengusung Anies-Gus Imin (PKS, PKB, Nasdem) dan satu partai pengusung Ganjar-Mahfud (PPP) di Pilpres 2024.
Dengan demikian, baik di Banten maupun di Jakarta, PDIP bakal menghadapi koalisi gigantis yang didukung oleh semua partai politik parlemen. Dan nampaknya formasi ini pula yang kelak bakal mewarnai lanskap baru kepolitikan nasional pasca pelantikan Presiden-Wapres terpilih Oktober mendatang. Karena minus PDIP, semua partai parlemen sudah menyatakan diri bergabung dalam koalisi pemerintahan baru nanti.
Artinya PDIP akan "terisolasi sendirian" di parlemen yang dihuni 7 partai lainnya (Gerindra, Golkar, PKS, PKB, Nasdem, Demokrat dan PAN), yang dipastikan bakal menjadi bagian dari koalisi baru pemerintahan Prabowo-Gibran.
Berdasarkan keputusan akhir KPU pasca persidangan PHPU selesai di Mahkamah Konstitusi (MK) yang ditetapkan dalam pleno KPU kemarin (Minggu 25 Agustus 2024), perbandingan perolehan kursi antara PDIP vs KIM Plus di DPR RI adalah 110 kursi (PDIP) berbanding 470 kursi (7 Partai anggota KIM Plus).
Komposisi yang sangat jomplang, dan agak mengkhawatirkan dilihat dari sudut pandang kepentingan menciptakan keseimbangan politik dalam konteks relasi pemerintah (eksekutif) dan parlemen (legislatif).
Split-Ticket Voting
Kembali ke isu Pilgub Banten. Kepastian bahwa PDIP secara head to head bakal menghadapi KIM Plus (atau Koalisi Banten Maju) di Banten terjadi kemarin (Senin 26 Agustus 2024) ketika Airin-Ade diumumkan oleh DPP PDIP menyusul deklarasi yang digelar di ICE BSD Tangerang sehari sebelumnya, Minggu 25 Agustus 2024. Lalu Minggu malamnya sebelumnya, Ketua Umum Golkar, Bahlil menyerahkan formulir B1-KWK pencalonan kepada Andra-Dimyati di Jakarta.
Tetapi benarkah kekuatan Plus hanya dimiliki oleh poros Koalisi Banten Maju (KBM) atau KIM Plus yang mengusung Andra-Dimyati di Banten? Mari kita periksa berdasarkan tinjauan kualitatif.
Secara statistikal, kekuatan elektoral memang tentu saja terkonsentrasi di kubu KBM di Banten bahkan juga KIM Plus di Jakarta. Yang dimaksud kekuatan statistikal itu tidak lain adalah peta kekuatan politik berdasarkan perolehan suara atau kursi di DPRD Provinsi hasil Pileg 2024 silam.
Di Banten peta perbandingan kekuatan politik statistikal itu adalah: KIM Plus atau KBM 86 kursi sementara PDIP hanya 14 kursi. Sementara di Jakarta, tidak jauh berbeda jomplangnya, KIM Plus 91 kursi, sedangkan PDIP hanya 15 kursi.