Lihat ke Halaman Asli

Chrisman Saragih

Anak dua, cucu satu

Hatur Nuhun Kang Emil, Sudah Menolak Jadi Domba Adu

Diperbarui: 6 April 2016   14:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi adu domba"][/caption]Hatur nuhun Kang Emil! Anda telah menolak dijadikan domba adu. Anda telah mengambil keputusan yang bijaksana dan tepat. Anda telah mengutamakan kepentingan bangsa dari pada menuruti ajakan orang egois yang mengutamakan keuntungan sendiri dan golongannya.

Lihat saja kondisi Jawa Barat sekarang, banjir dimana-mana, dan nampaknya pejabat yang sekarang sudah kewalahan menanganinya. Harapan kita ada di tangan Kang Emil, agar Bandung kembali jadi “Paris van Java”, agar Jawa Barat kembali jadi propinsi lumbung padi. Tapi jika “adu domba” antara Kang Emil vs Ahok terjadi, maka dampaknya sangat merugikan warga Bandung dan Jawa Barat.

Sebetulnya semua orang penasaran, ingin tahu, apa yang terjadi jika Kang Emil bertarung lawan Ahok. Pertarungan yang pasti berlangsung seru. Sementara Kang Emil dan Ahok berdarah-darah, penonton bersorak riuh-rendah. Bukan kita saja yang asyik nonton, bangsa tetangga sebelah-pun bakalan “nobar” (nonton bareng). Pasar taruhan di Asia akan meningkat tajam. Mungkin orang Australia-pun ikut bertaruh, apalagi orang Indonesia, tahu sendiri-lah sifat bangsa kita, jangkrik berantem aja dijadikan taruhan.

Tapi… tapi… tapi…, siapa yang akan menanggung akibatnya?  Ya bangsa kita. Bangsa lain pada tertawa gembira melihat kita ber-adu domba. “Kok orang Indonesia goblok amat, pada berantem sendiri. Ntar klo mereka sudah loyo gara-gara sering berantem, mari kita masuk lagi nyuri ikan dan lainnya”

Hatur Nuhun Kang Emil! Semoga keputusan Kang Emil akan menjadi contoh bagi pejabat lainnya, agar sadar dan tidak mau dijadikan domba adu.

Politik adu domba sudah dikenal sejak lama di Indonesia.

1. VOC vs Kerajaan Banten

Tahun 1651, Sultan Ageng Tirtayasa, raja Kerajaan Banten berperang 3 kali melawan VOC. Kemudian VOC menjalankan taktik divide et impera (politik adu domba). Sultan Ageng Tirtayasa diadu dengan anaknya sendiri Pangeran Abdulkahar, dan yang menang VOC.

2. VOC vs Kerajaan Gowa-Tallo

Tahun 1666 VOC bertempur melawan Kerajaan Gowa-Tallo pimpinan Sultan Hasanudin. Mula-mula VOC kalah, kemudian VOC minta dukungan raja Bone. Sultan Hasanudin kalah dan VOC menang.

3. Inggris vs Indonesia dimasa kemerdekaan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline