Lihat ke Halaman Asli

Menjemput Maut dengan Narkoba

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jaringan penjualan narkoba sudah internasional, sehingga gak semudah membalikkan telapak tangan untuk memberantas transaksi jual beli narkotika di Indonesia. Karena semuanya berada dalam satu mata rantai yang tak lepas dari peran usaha pihak-pihak di luar yang terus gencar memproduksi narkoba.

Kesal memproduksi barang-barang itu di daratan, kini muncul upaya pihak asing yang memproduksi barang-barang haram ini dari atas kapal laut... dan membayar antek-anteknya untuk menjual ke berbagai negara.

Usaha menyelendupkan barang-barang haram itu juga sudah sangat gila, dan gak masuk di akal. Ada yang nekat menelan butir-butir barang haram itu sampai ada yang menyusupkannya ke alat kelamin, pokoknya cara-cara gila yang heboh sudah dilakukan demi meloloskan barang-barang haram ini "bisa sampai" ke tangan anak-anak muda sebagai sasaran korban pemakaian tertinggi.

Karena itu penting bagi orang tua, dan semua aparat terkait untuk membantu memberantasi barang-barang haram ini ke tangan anak kita... ke generasi muda kita. Bila orang tua tak peduli dan aparat masih mudah disogok dengan uang... jangan harap pemberantasan narkoba di negeri kita akan bisa tersapu bersih sampai ke akar-akarnya.

Dua ponakan saya pun mengalaminya, dalam umur yang masih remaja, mereka akhirnya mati muda menjemput maut karena narkoba. Hal ini akan terus berulang dan terjadi pada anak-anak lain di Indonesia, apabila orang tua tidak melakukan pengawasan ketat pergaulan anak.

Sekali lagi saya harapkan agar semua pihak mau memberantas akar-akar jaringan penjualan narkoba ini dengan menggunakan HATI NURANI .. dan tidak silau oleh sogokan uang demi meloloskan barang maut itu dikonsumsi oleh anak-anak muda generasi penerus bangsa kita ..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline