Lihat ke Halaman Asli

Teguh Hariawan

TERVERIFIKASI

Traveller, Blusuker, Content Writer

Bekam, Solusi Sehat ala Nabi

Diperbarui: 29 Oktober 2020   16:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beredar foto Khabib saat di Bekam [Foto Whatsapp]

Saat tengkuk terasa kaku. Punggung  kemeng dan pegal. Kadang disertai sakit kepala yang tiba-tiba datang. Itu sinyal dari tubuh agar saya segera melakukan terapi bekam. Kegiatan ini rutin. Minimal setiap dua bulan sekali terapi ini saya lakukan untuk menjaga kesehatan. Alhamdulillah, setelah bekam tubuh terasa ringan. Pegal-pegal hilang. Tengkuk kembali lemas, tidak tegang. Tubuh jadi terasa rileks dan lebih segar.

Sejak 3 tahun lalu, saya  mulai melakukan terapi bekam. Ini karena saya tidak mau tergantung dengan obat kimia untuk mengatasi keluhan-keluhan yang mengarah pada penyakit asam urat dan kolesterol. 

Saya tahunya mengalami gejala dua penyekit itu  setelah membaca hasil pemeriksaan HDL, LDL, Trigliserida dan Cholesterol Total,  yang semuanya menunjukkan angka-angka  yang tidak sesuai kondisi normalnya. Termasuk kadar asam urat yang mulai meninggi. Ditandai dengan gejala sering pegal dan nyeri di persendian. 

Dokter menyarankan mengkonsumsi beberapa obat. Allopurinol untuk mengatasi asam urat. Diberi Gembifrozil untuk gangguan kolesterol. Kadang saya juga mengkonsumsi Atorvastatin (atau golongan statin lain) untuk merek generik-nya.  

Saran dokter lainnya, wajib mengkonsumsi sayur dan buah serta menghindari lemak, terutama makanan yang digoreng. Alternatifnya, ya beli minyak goreng berbahan jagung yang rendah lemak jenuh, jika ingin tetap mengkonsumsi gorengan. Saran penting lainnya, wajib gerak badan alias olahraga rutin. Ini yang dulu jarang saya lakukan!

Dari pengalaman saya mengkonsumsi obat kolesterol, ternyata kandungan LDL (low density lippoprotein) alias lemak jahat, HDL (high density lippoprotein) alias lemak baik, serta Cholesterol Total, bisa segera dikendalikan dengan obat kimia. Tapi, tidak demikian dengan Trigliserida (Tg). Perlu waktu tambahan agar kandungannya dalam darah angkanya kembali normal. Padahal diet lemak sudah dilakukan. Minum obat juga rutin sesuai dosisnya. Usut punya usut, ketika saya banyak baca artikel kesehatan, ternyata Trigliserida tidak hanya disebabkan oleh asupan makanan berlemak. Mengkonsumsi  zat tepung alias karbohidrat yang berlebihan juga akan menaikkan kandungan trigliserida dalam darah. Nah.....! 

Bekam alias Kop

Akhirnya, sebagai  upaya  agar kondisi kesehatan tetap terjaga serta untuk menurunkan kadar lemak darah dan asam urat saya melakukan terapi lain termasuk mengkonsumsi obat herbal. 

Ada teman yang menyarankan agar saya juga melakukan terapi bekam. Mulanya saya ragu, karena membayangkan tubuh akan disayat-sayat dan berdarah-darah. Akhirnya saya ambil keputusan untuk mecobanya. Bayangan rasa sakit dan tubuh berdarah seketika sirna ketika mas Udin, terapis bekam, melakukannya pada saya pertama kali. 

Karena belum begitu paham tentang prosedurnya, maka sebagai antisipasi, sebelum dimulai saya minta semua alat di steril dengan air mendidih yang sudah saya siapkan. Sambil tersenyum, mas Udin menuruti permintaan saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline