Evaluasi hasil ekskavasi Candi Kebo Ireng, salah satunya menyatakan: Candi Kebo Ireng dibangun pada masa sebelum Majapahit. Mengarah ke Zaman Singhasari (Radar Bromo, 9 April 2020). Segera saya kontak arkeolog BPCB, Pak Wicaksono yang juga ketua tim ekskavasi. Tim BPCB sampai pada kesimpulan yang merevisi kesimpulan awal.
"Hipotesis kita, Candi Kebo Ireng dibangun masa sebelum Majapahit, pak Teguh,"kata pak Dwi saat saya mengkonfirmasi lewat Whatsapp hasil evaluasi penggalian. (Kepala Kala, Temuan Terkini Candi Kebo Ireng).
"Lho, kan Surya Majapahit ditemukan di candi ini pak," saya mengingatkan bahwa Surya Majapahit di Museum Trowulan, ditemukan di Kebo Ireng.
"Iya, tapi tidak selalu Surya Majapahit ditemukan dibangunan zaman majapahit. Toh, yang menamakan batu sungkup itu Surya Majapahit juga tidak jelas siapa," papar beliau.
"Menarik bukan?" kata beliau di akhir WA-nya. Ya, kalimat terakhir pak Wicak, panggilan beliau, memang sangat menarik. Bikin penasaran dan menggugah rasa ingin tahu. Sekaligus memantik agar segera mencari tahu.
Surya Majapahit
Pertanyaan pertama yang muncul, benarkah Surya Majapahit itu Lambang Kerajaan Majapahit? Simbol Surya manakah yang menjadi Lambang Kerajaan Majapahit?
Jika memang batu berelief itu diciptakan sebagai lambang. kerajaan. Apakah lambang Surya itu muncul hanya di zaman Majapahit? dan sebareg pertanyaan berikutnya......
Ya, saya sadar bahwa sejarah adalah tafsir. Dari tafsir tersusun teori. Sejarah adalah teka teki, sehingga tidak sesuai dengan kemauan penulisnya saat ini. Karena sejarah tidak ditata dan diatur-atur.
Maka, jawaban untuk pertanyaan pertama: Surya Majapahit sebagai Lambang Kerajaan Majapahit sifatnya masih hipotesis. Masih hasil tafsir dan teori!
Sampai saat ini, banyak varian Surya Majapahit yang ditemukan di reruntuhan bangunan kuno. Baik itu di reruntuhan candi yang sudah tercerai berai dengan batu penyusun candi lainnya.