[caption id="attachment_301589" align="aligncenter" width="512" caption="Berjalan di atas lukisan 3 dimensi "][/caption]
Unik dan menarik. Itu kesan pertama saat menikmati sebuah lukisan 3 Dimensi. Unik lantaran tak banyak dijumpai jenis lukisan seperti ini. Seniman yang menggelutinya mungkin juga bisa dihitung dengan jari. Di kalangan seniman, mungkin Kurt Wenner dari USA termasuk pesohor lukisan 3 dimensi yang karyanya betul-betul spektakuler. Interaktif merupakan keasyikan serta sensasi yang tak terpisahkan saat "menikmati" lukisan 3 Dimensi. Jika lukisan 2 dimensi dilarang keras untuk disentuh. Maka, lukisan 3 dimensi ini wajib disentuh. Bahkan pengunjung/ penikmat lukisan "wajib" berinteraksi dengan lukisan tersebut agar nuansa 3 dimensinya benar-benar muncul. [caption id="attachment_301590" align="aligncenter" width="512" caption="Hati-hati jalan berlubang"]
[/caption]
Secara tak sengaja, saya menjumpai lukisan 3 dimensi saat berkunjung ke Wisata Petik Madu di Lawang, Malang. Selain unik, destinasi wisata ini sangat edukatif. Pengunjung bisa mengenal dan belajar banyak tentang seluk beluk lebah. Lengkapnya bisa dilihat di: Asyiknya Wisata petik Madu, Rekreatif dan Edukatif. Kanvas Lantai dan Tembok Lukisan 3 Dimensi di Wisata Petik Madu dibuat oleh Mas Asan Juniadi. Tak kurang dari lima lukisan 3 Dimensi sudah diselesaikan oleh beliau. Tentu saja karakkter utamanya adalah Lebah atau Tawon. Saat saya kunjungi, Mas Juni sedang finishing satu lukisan. Berupa Tawon raksasa. Tangannya lincah memainkan kuas diatas "kanvas". Kanvasnya berupa Lantai dan Tembok! Sesekali beliau bergerak mundur memandang lukisannya sambil menghisap kreteknya dalam-dalam. [caption id="attachment_301591" align="aligncenter" width="512" caption="Kanvas-nya Lantai dan Tembok"]
[/caption]
Ya, lukisan 3 Dimensi di Wisata Petik Madu menggunakan lantai dan tembok sebagai kanvas. Selain kanvas dan cat minyak, pelukis memerlukan print out (model) dari karakter yang akan dilukis. Bisa berupa hewan (Tawon) atau objek lain. Selain itu dibutuhkan juga sebuah camcorder/ handycamp yang dihubungkan dengan Televisi. Titik dimana handycam diletakkan merupakan titik dimana pengunjung harus berdiri saat memandang lukisan, sehingga akan mendapatkan kesan (efek) 3 dimensi. Jika berdiri di tempat yang lain, otomatis efek 3 dimensinya tidak akan muncu. Rumit Proses pembuatan lukisan 3 dimensi tergolong rumit. Dimulai dengan menggambarkan sketsa objek pada sebuah kotak kaca yang menyatu di dengan handycam. Objek itu kemudian diproyeksikan ke kanvas (lantai dan tembok) yang sudah dipilih. Jika di kotak kaca, sketsanya kecil maka setelah diproyeksikan pada "kanvas" maka objek akan menjadi besar. Jika di kotak kaca ukurannya 10 cm. Di kanvas jadi lebih kurang 150 cm. Sang seniman menggunakan kapur tulis kecil untuk membuat sketsanya.
[caption id="attachment_301594" align="aligncenter" width="512" caption="Finishing Tawon raksasa"]
[/caption]
Setelah sketsa selesai dibuat, pelukis mulai melakukan pewarnaan objek sesuai dengan contoh print out. Pengerjaannya bisa memakan waktu beberapa menit. Tapi bisa juga berjam-jam. Tergantung mood sang seniman. Begitu proses pewarnaan berlangsung, sang seniman sekali waktu melihat ke layar Televisi yang ada disampingnya. Layar televisi ini sudah dihubungkan dengan handycam yang sedang menyorot lukisannya. Dari layar televisi ini, seniman bisa mengetahui apakah pekerjaannya sudah benar-benar sempurna dan benar-benar mempunyai efek 3 dimensi. Maka, begitu selesai lukisan selesai, pengunjung pun bisa mencoba berinteraksi dengan lukisannya. Saat dilihat dan diabadikan dari titik yang tepat, maka pengunjung akan terlihat seakan-akan sedang memegang Lebah/ Tawon raksasa yang sedang merangkak di tanah. [caption id="attachment_301595" align="aligncenter" width="512" caption="Awas disengat tawon raksasa "]
[/caption]
Paling menarik dari beberapa lukisan 3 dimensi Mas Asan Juniadi di Wisata Petik madu adalah lukisan 3 Dimensi berupa Jembatan Kayu. Kanvas-nya ada di lantai. Jika pengunjung berdiri di atas lukisan tersebut maka terlihat seakan-akan sedang melewati jembatan kayu kecil yang rapuh di atas tebing yang curam. Sungguh unik dan menarik. Tidak kalah dengan karya-karya Kurt Wenner. Artikel sebelumnya: 1. Asyiknya Wista Petik Madu, Rekreatif dan Edukatif 2. Kreasi Unik dari Lilin Lebah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H