Manisnya Madu tentu tak asing bagi kita. Tapi, bagaimana cara Lebah menghasilkan madu? Bagaimana bentuk sarang lebah, jenis-jenis lebah, tarian lebah, serta produk-produk lebah lainnya, belum tentu semua mengetahuinya. Nah, untuk lebih mengenal si Lebah dan pernak-perniknya, sebaiknya Anda datang di Wisata Petik Madu, Lawang, Malang. Wisata Petik Madu Wisata Petik Madu, bermula dari sebuah outlet penjual produk Lebah yang dikenal sebagai Toko Rimba Raya. Letaknya tepat di Barat jalan raya jurusan Lawang - Malang. Ciri utama outlet Rimba Raya ada tulisan besar :TAWON. Semakin tahun, usaha ini makin berkembang, sehingga pak Hariyono sang pemilik, mulai memperluas dan memulai bisnis produk Lebah madu ke area yang lebih luas, tidak jauh dari toko semula. Maka berdirilah Agro Tawon di dekat PATAL Lawang dan Agro Tawon II. Paling baru adalah Wisata Petik Madu. Lokasi Wisata Petik Madu sangat mudah dijangkau, karena letaknya di pinggir jalan besar Malang - Lawang. Hamparan kebun bunga berwarna kuning menyambut setiap pengunjung yang memasukinya. Jalan masuk sudah dipaving. Kontur tanahnya miring. Di tengah lokasi wisata terdapat Aula besar tanpa dinding. Digunakan sebagai outlet penjualan produl lebah, Depot Makan sekaligus sarana pengenalan dan pembelajaran tentang seluk beluk Lebah Madu.Di lapangan terbuka sekeliling aula, terdapat deretan Gazebo dan puluhan Stup (rumah lebah).
Edukatif Di outlet penjualan terpajang beraneka produk Lebah. Tidak hanya madu. Ada Bee Pollen, Royal Jelly dan Malam/ Lilin. Ada Madu biasa. Ada pula Madu Anti Alergi yang berkhasiat obat. Madu pun tidak melulu dari lebah. Ada madu Klanceng. Sejenis Lebah tapi agak kecil. Rasa madunya agak kecut. Harga madu per botol antara 75 ribu sampai 150 ribu.
Wisata Petik Madu boleh dibilang tidak sekedar bisnis. Unsur edukasi sangat kental. Di tempat ini disiapkan banner-banner agar pengunjung lebih mengenal macam-macm Lebah, keunikan Lebah dan manfaatnya bagi manusia. Untuk mengenal Lebah lebih dekat, pengelola sudah menyiapkan sebuah ruang kaca, yang di dalamnya diletakkan dua Stup. Pengunjung tinggal melihat dari "luar" agar tidak tersengat lebah saat mendapat penjelasan dari pengelola. Jika ingin merasakan manisnya Madu langsung dari "sarang"nya cukup membayar 10.000 tiap potong. Dijamin asli!
Patung Lilin Salah satu bagian madu yang sering dibuang percuma adalah ampas madu. Yakni, bekas rumah Lebah yang berbentuk lubang-lubang segienam tempat ribuan Lebah meletakkan madunya. Nah, di Wisata Petik madu ini, pengunjung, terutama anak-anak sekolah diajak untuk memanfaatkan limbah tersebut menjadi Patung Lilin yang menarik. Caranya, ampas madu (tolo: bahasa jawa) dipanaskan di atas wajan tanpa minyak agar menjadi cairan. Cairan ini disebut Lilin atau Malam. Tunggu sampai hangat. Lalu, bilas tangan dengan air sabun. Celupkan tangan ke cairan lilin. Angkat dan segera masukkan tangan yang sudah berselaput lilin ke air dingin. Maka dengan segera kita sudah bisa membuat patung mungil berbentuk jari tangan kita sendiri!
[caption id="attachment_276673" align="aligncenter" width="500" caption="Celupkan tangan ke air sabun"]
[/caption] [caption id="attachment_276674" align="aligncenter" width="500" caption="Celupkan ke Lilin/ Malam cair"]
[/caption] [caption id="attachment_276675" align="aligncenter" width="500" caption="Angkat dan segera celupkan ke air dingin...l"]
[/caption] [caption id="attachment_276676" align="aligncenter" width="500" caption="Jadi...patung lilin sederhana...."]
[/caption]
Mempercepat Budidaya Selain untuk membuat kerajinan sederhana, cairan lilin atau malam bisa digunakan untuk mempercepat budidaya Lebah. Agar Lebah Apis Cerana atau Apis Melifiera bisa segera produksi, maka perlu dibuatkan sarang buatan. Ini mempersingkat waktu dari pada kawanan lebah harus "mencetak" sarangnya" sendiri. Caranya juga mudah. Mula-mula, dibuat cetakan Malam/ Lilin berbentuk persegi panjang. Lalu, Lilin/ Malam tersebut dijepitkan ke sebuah roller (pemutar),. Jika roller diputar, maka permukaan Lilin/ Malam yang keluar dari penjepit akan bertekstur bulatan, mirip sarang lebah. Cetakan itu kemudian disolder ke kerangka kayu yang akan dimasukkan ke Stup (rumah Lebah). Tak perlu menunggu lama, maka kawanan Lebah madu akan lebih "bersemangat" untuk memproduksi dan menempelkan Lilin alami dan membuat sarang Segienam di sarang buatan. Jika sarang segi enam sudah tuntas, maka kawanan itu pun akan segera mengisi madu di tempat itu. Untuk memanen, tinggal memotong Sarang Segienam yang sudah penuh madu dan memisahkannya dengan sarang buatan. [caption id="attachment_276677" align="aligncenter" width="500" caption="Lembaran Lilin"]
[/caption] [caption id="attachment_276678" align="aligncenter" width="500" caption="Dimasukkan roller penhepit untuk mencetak bentuk lingkaran di permukaan"]
[/caption]
[caption id="attachment_276681" align="aligncenter" width="500" caption="Jadi... sarang Lebah buatan untuk mempercepat Sang Lebah Pekerja mengumpulkan madu"]
[/caption]
Setelah mengenal keunikan lebah Madu, tak ada salahnya mencicipi kuliner di Wisata Petik Madu. Murah meriah dengan rasa yang lumayan lezat. Ada Bebek Goreng, Ayam Goreng dan yang khas: Bothok Tawon.. hmm mantap!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H