Sport Tourism di Banyuwangi kembali dihelat. Wujudnya adalah International Surfing Competition. Dimulai kemarin, 23 Mei 2014. Berakhir besok, 25 Mei 2014. Tempatnya tentu saja di destinasi wisata pantai andalan Banyuwangi: Pulau Merah. Sudah terdaftar 120 peserta yang akan meramaikan kompetisi tahunan ini. Melibatkan surfer dari 14 negara. Diharapkan, keberadaan Pulau Merah makin dikenal luas di penjuru dunia. Walaupun bertajuk Surfing International, kategori Lokal dan nasional juga diberi kesempatan tampil.
Pulau Merah merupakan sebutan untuk Pulau (Bukit/ Karang) yang ada di pantai. Pantai Pulau Merah ini segaris dengan Pantai Teluk Pancer. Pulau (Bukit) ini sekarang ditumbuhi semak menghijau. Saat musim kering, semak meranggas. Dan tanah di Pulau itu nampak berwarna merah. Maka, disebutlah Pulau Merah.
Pantai Pulau Merah memanjang ke Timur dan Barat. Pasirnya putih bersih. Pantainya melengkung, dan di ujung sana kira-kira 3 kilometer bersatu dengan Pantai Teluk Pancer. Terletak di Desa Sumber Agung, Kecamatan Pesanggaran. Tiket masuknya murah. Hanya 2500 per kepala. Ombaknya lumayan tinggi. Sekitar 2-4 meter. Bergulung-gulung dengan teratur, memanjang ke samping sampai 400 meter. Dasar pantai cenderung landai dan tak berkarang. Sangat cocok untuk kegiatan berselancar. Inilah kelebihan Pulau Merah.
Eksotika Pulau Merah makin terlihat mempesona tatkala para peselancar mampu menunggang ombak, menari-nari di atas laut dengan latar belakang sebuah Karang (bukit) yang oleh penduduk setempat disebut Pulau Merah. Mereka bergantian meluncur menguji nyali dan skills. Sajian sport tourism ini menjadikan para pengunjung betah berlama-lama di tepi pantai. Sembari menikmati semilir angin ditemani sepiring rujak manis dan Es Degan segar.
Calon Surfer Banyuwangi
Lebih penting lagi, diharapkan dari event ini, muncul peselancar muda potensial made in Banyuwangi. Ini agaknya akan menjadi kenyataan. Saat saya ke sana, ada beberapa anak muda usia belasan tahun. Kata penjual es degan, anak-anak muda itu masih duduk di sebuah SMP di Banyuwangi. Mereka nampak betah dan tak kenal lelah bergelut dengan ombak. Sekali waktu mendayung, menunggu lalu menunggang ombak. Begitu berulang-ulang. Mudah-mudahan "mutiara" Banyuwangi itu segera mendapat kesempatan dan penanganan yang tepat untuk mengoptimalkan bakat alamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H