Salah satu kajian arkeologis menarik jaman Majapahit adalah arsitektur bangunannya. Apalagi setelah para arkeolog menemukan bahwa di Situs Segaran, halaman selatan Museum Majapahit (Museum Trowulan) Mojokerto, terdapat Situs Pemukiman terlengkap sepanjang masa Majapahit. Di situs ini terdapat sisa-sisa bangunan berupa lantai halaman, dinding batu bata, gentong, pecahan keramik, sumur serta saluran drainase.
[caption id="attachment_334950" align="aligncenter" width="448" caption="Situs pemukiman di halaman Selatan Museum Majapahit"]
[/caption]
Hasil perbandingan antara sisa peninggalan dengan relief-relief candi yang menampilkan bangunan masa Majapahit, situs pemukiman di Situs Segaran lebih mengarah pada kompleks bangunan hunian yang ditempati para kawula (masyarakat biasa) Majapahit. Tentu saja, bangunan untuk rakyat jelata ini berbeda dengan bangunan milik bangsawan atau keluarga raja.
Bangunan-bangunan milik orang kaya, bangsawan atau warga berstrata tinggi jaman Majapahit saat ini masih bisa jumpai di Bali. Sedangkan bangunan hunian rakyat jelata yang ditempati oleh keluarga-keluarga kecil masih perlu direkonstruksi.
[caption id="attachment_334951" align="aligncenter" width="461" caption="Bekas-bekas pemukiman jaman Majapahit"]
[/caption]
Rekonstruksi Rumah Hunian
Situs Segaran, sebagai situs pemukiman terlengkap masa klasik terhampar di ketinggian 41,49 mdpl. Orientasinya mengarah ke Timur Laut – Tenggara. Di tempat ini terdapat sisa bangunan rumah kawula Majapahit yang dibangun di atas batur segiempat berukuran 5,2 x 2,15 meter. Batur tertinggi terdiri dari 10 lapis batu bata yang direkatkan dengan tanah setebal 0,5-1 cm. Ada tangga berupa 2-3 undakan untuk masuk rumah.
Luas rumah yang hanya sekitar 12 meter persegi ini tentu cocok untuk keluarga kecil. Ini disesuaikan dengan konsep rumah di jaman itu hanya sebagai tempat tidur. Aktifitas lain dilakukan di luar rumah. Terutama kegiatan memasak dan mencuci. Tak heran di sekitar situs bisa dijumpai bekas sumur, pawon dan pecahan tembikar serta gentong air.
Berdasarkan temuan-temuan di Situs Segaran itu para arkeolog dan pecinta arsitektur klasik bekerja keras merekontruksi rumah hunian jaman Majapahit. Hasilnya, berupa rumah yang berdiri di atas batur, berangka kayu, berdinding gedek (anyaman bambu) dan sebagian papan kayu. Atapnya ada yang berupa sirap dan genting berhias ukel. Lantainya berupa susunan batu bata.
Kearifan Lokal
Selain bahan bangunan yang alami, pemilik rumah mengatur halaman rumahnya dengan perkerasan yang unik dan khas dari batu kerakal (batu andesit kecil dan bulat). Pada luasan tertentu kerakal itu dibingkai dengan susunan batu bata segiempat yang diletakkan secara horizontal. Tujuannya adalah saat hujan tidak terjadi genangan. Tidak becek, karena air segera meresap ke dalam tanah. Juga tidak berdebu saat kemarau. Sebuah kearifan lokal yang pantas diteladani!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H