Lihat ke Halaman Asli

Part 4: Nasehat Koruptor-Preneur

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp


Beberapa contoh dari pejabat yang secara empiris menurut pengalaman Bapak sangat konsisten dan nggak bisa diajak cincai adalah JOKOWIE, si walikota SOLOT itu lho nak. "Darimana Bapak tahu, apa kenal dengan dia", selidik si anak dengan rasa ingin tahu yang besar. Si Bapak dengan santai berkata : "Nak, kamu masih ingat dengan Om Nugroho yang tinggi besar dan berkulit hitam ?" ..... ingat donk Pak, kenapa emangnya ??? .... Cerita ini Bapak dapat dari dia, ..... sebagai pengusaha outdoor advertizing kelas besar, ia pernah mencoba peruntungan dengan masuk ke "grey area" lokasi indoor untuk rekan iklan kelas kakap dari Jakarta. Apa itu "grey area" Pak ???, potong si Anak. Sabaarr nak...., nanti akan Bapak jelaskan setelah cerita Om Nugroho selesai.

Nah, untuk memuluskan rencananya, Om Nugroho mengajak teman SMA nya yang sedang menjabat ketua DPRD di kota dekat SOLOT, dengan harapan ; "sesama eselon birokrat harus saling membantu". Dengan rasa PD, mereka berdua menghadap si Walikota SOLOT. Setelah "berbasi busa", mereka utarakan "udang dibalik rempeyek" rencana mereka menggarap lokasi outdoor advertising di grey area tadi. Tapi tahu kamu apa kata si JOKOWIE : "Nyuwun ngapunten (mohon mua'appp), peraturannya gimana ya Mas ?" ..... "ya nggak bolllllleeeeeeeeh didirikan outdoor disannnnnaaaa Pak Wali", ........ jawab Om Nugroho dengan suara duet baritone bersama ketua DPRD temannya......"Ya kalo nggak boleh, ya udeh - deh", kata si Walikota.

Oooo, maksud Bapak si JOKOWIE ini contoh birokrat jujur hanya karena TAAT ATURAN ??? tanya si Anak sedikit bloon.....Sambil tersenyum, si Bapak meneruskan "kultumnya", "Naaak,.......justru ATURAN lah yang menjadi LAHAN bagi para koruptor - preneur untuk menumpuk kekayaan.

Memainkan ATURAN tidak butuh modal kerja sebagaimana seorang entrepreneur lainnya berusaha, .... Memainkan aturan hanya butuh cincai dengan sesame pihak terkait, dan profitnya bisa diatas 1000%. Mana ada bisnis yang memberikan return seperti ini ????........jawab si bapak dengan optimistis.

Gimana cara mainin peraturan Pak ???, tanya si Anak makin kelihatan blo'on nya. Begini nak,.... Ambil contoh penerbitan ijin mendirikan bangunan outdoor tadi butuh tandatangan 9 (Sembilan) pejabat, termasuk pejabat utamanya si Walikota. Kalo iklan tadi ukurannya 5x3 meter di jalan utama, maka nilai investasi di awal sekitar 500 juta (belu termasuk ajak tahun kedua dst sampai tahun ke 5).

Nah, "ongkos tandatangan" tersebut berkisar 10-15%, jadi sekitar 50 juta sd 75 juta. Coba bayangin, kalau dalam setahun ada 30 outdoor baru, maka berapa pemasukan dari "ongkos tandatangan" ??? ....gampangnya, minimal 30 x 50 juta = 1,5 Milyar....Nah loe, ...... modal kerja tandatangan kan hanya pakai pulpen.....beli pulpen merek PILOT yang harganya 3000 rupiah aje udah bisa buat tanda tangan 10 kaleee.....hahahaha, gurau si Bapak sambil ketawa hingga perut gendutnya terguncang-guncang.

"Ooooo, jadi itu yang Bapak maksudkan bahwa koruptor-preneur lebih prospek daripada menjadi wirausaha muda ???", sambung si Anak sambil mulai goyah dengan pilihan semula menjadi wirausaha muda MANDIRI.

Benneer Nak, ......contoh lain memainkan peraturan adalah .... (bersambung ke PART V)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline