Lihat ke Halaman Asli

Tantangan Serius Bidang Politik dan Pendidikan

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau kita lihat sekarang ini bangsa kita menghadapi tantangan serius dalam bidang politik dan pendidikan untuk mampu mengikuti sekaligus berada di garda depan perubahan global. Kalau kita tidak mampu menjawabnya, maka politik dan pendidikan tidak akan berwibawa dihadapan roda dinamika zaman yang berjalan dengan cepat. Bangsa ini terlalu sibuk dengan kepentingan politiknya, mereka hanya memikirkan keluarga dan kelompoknya. Sedangkan orang lain, termasuk kader-kader berbakat masa depan di biarkan dan ditelantarkan serta tidak diurusi sama sekali. Kalau realitasnya seperti ini, kapan bangsa kita mau maju dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang lebih maju. Apalagi kalau orang-orang cerdas dan kreatif di Negara ini di angkut ke negeri asing dan di jadikan tenaga professional di negeri mereka, maka yang tersisa di negeri ini hanya kader-kader muda yang rendah kualitasnya. Contoh seperti Sri Mulyani, kalau menurut saya Sri Mulyani adalah sosok politik yang pandai di bidang keuangan, dia bisa mengatasi krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia. Tapi apa yang terjadi, Sri Mulyani di tuduh yang tidak semestinya ia dapatkan sehingga Ia memilih keluar atau berhenti dan bekerja di luar negeri.

Kalau melihat kondisi yang terjadi di atas, pendapat para tokoh dari barat yaitu Antonio gramsci, Ernesto Guevara, dan Paulo Freire jika di relevansikan kedalam ruang Indonesia sangat cocok sekali, karena Indonesia adalah Negara berkembang yang harus diperbaiki sistemnya baik politik maupun pendidikannya. Seperti pendapatnya Antonio Gramsci yang lebih menekankan pada hegemoni atau semua aspek realitas social yang mendukung terciptanya satu kelas. Dengan gagasan ini kaum proletar  atau kaum bawah bisa melawan kapitalisme yang lebih di dominasi oleh kaum Borjuis. Di Indonesia ini banyak kaum borjuis yang tidak peduli lagi sama kaum proletar yang mengakibatkan politik pendidikan pendidikan rendah atau lemah. Oleh karena itu pendapatnya Antonio Gramsci ini perlu diterapkan dalam ruang Indonesia agar Indonesia lebih maju dan tidak tertinggal oleh Negara lainyang lebih maju.

Selain itu juga pendapatnya Ernesto Guevara yang lebih menekankan pada symbol perlawanan dalam masyarakat modern. Kalau kita lihat keadaan bangsa kita sekarang ini banyak terjadi problematika-probelmatika yang di alami, seperti politik pendidikan, ekonomi, dan lain-lain. Oleh karena itu pendapatnya Ernesto Guevara Sangat perlu diterapkan dalam ruang Indonesia yang dalam bidang politiknya masih kurang baik atau lemah. Begitu juga dengan pendapatnya Paulo Freire yang lebih menekankan pada intelektual organik yang mengabdi pada petani. Dengan banyaknya para intelektual yang mengabdi pada petani, bangsa kita ini akan lebih maju dan menciptakan kader-kader yang handal yang mampu merubah bangsa ini.

Dari pendapat ketiga tokoh di atas jelas bahwa dia lebih menekankan untuk memajukan kaum proletar atau bawah yang selalu tertindas oleh kaum borjuis dan melawan kapitalisme. Dengan diterapkannya pendapat para tokoh tersebut, diharapkan bangsa Indonesia akan lebih maju, terutama dalam bidang politik dan pendidikan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline