Lihat ke Halaman Asli

Abdul Adzim Irsad

Mengajar di Universitas Negeri Malang

Din Syamsudin Ngeprank Dubes Palestina, Zulkifli Ngeprank Amin

Diperbarui: 26 Agustus 2020   16:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

monitor.co.id

Sosok ulama Muhammadiyah, dengan gelar doktor, ternyata ikut-ikutan nge-prank. Tidak sampai di situ, Din Syamsuddin itu sosok sesepuh MUI (Majlis Ulama Indonesia). Sebagai seorang ulama sudah pasti ilmunya mendalam, walaupun tidak dipungkiri cukup banyak ulama yang lebih alim (pintar) dari Din Syamsuddin. Hanya saja, tidak pernah menjadi ketua Umum Muhammadiyah dan MUI.

Din Syamsuddin semakin asyik menjadi perbincangan nitizen baik dari kalangan Muhammadiyah maupun masyarakat umum. Kali ini bukan karena ilmunya, tepati karena di anggap mendustai "Dubes Palestina". 

Menurut Dubes Palestina dirinya di undang dalam acara KAMI, ternyata isinya mencaci kebijakan pemerintah Jokowi yang sah menurut konstitusi. Sang Dubes merasa di jebak, bahasa anak muda sekarang "kena prank politik". Setelah tahu mengetahui isi dari KAMI, Sang Dubes mencak-mencak, kecewa dan merasa dibohongi oleh seorang Ulama Muhammadiyah.

Lebih tepatnya, Din Syamsuddin menyandang gelar politisi dari pada ulama, karena salah satu ciri khas ulama itu memiliki khosyah (rasa takut kepada Allah), karena melakukan kecurangan dan maksiat. Dalam politik itu, yang penting tujuannya sampai, walaupun harus mengorbankan sesama. Buktinya, Amin Rais yang selama ini dimuliakan oleh para ulama Muhammadiyah dan PAN, ternyata harus tersingkir dan tersungkur dari rumahnya sendiri. Bukan tidak mungkin, di kemudian hari Din Syamsuddin dan Amin Rais bertarung sengit dalam dunia politik menjelang Pilpres 2024.

Saling nge-prank sudah biasa dalam berpolitik negeri ini. Gus Dur pernah mengatakan "politik itu jangan serius". Gus Dur satu-satunya sosok yang menikmati namanya politik. Sampai beliau meninggalkan sebuah istilah yang membumi "gitu saja kok repot". Untuk merais kursi kursi Presiden, jika berhasil itulah takdir politik, jika kalah bersabar itu indah.

Politik prank menjelang tahun 2024 akan semakin massif, karena sudah ada tutorial prank ketika Jokowi VS Prabowo. Termasuk yang paling asyik dan mengelitik, ketika Amin Rais, Probowo, Fahri Hamzah, Fadli Zon, putrinya Amin Rais kena prank tingkat tinggi oleh "Ratna Sarumpaet". Menangis, dramatis, puitis, ternyata mereka sedang kena prank oleh Ibu Ratna.  

Bahkan, seorang emak-emak di seluruh bumi Indonesia banyak yang kasihan kepada Ratna Sarumpaet, termasuk ada yang mengatakan sebuah puisi dalam bentuk doa "Jika Engkau tidak menangkan kami, kami khawatir Ya Allah, kami khawatir Ya Allah, tak ada lagi yang menyembahMu," demikian penggalan puisi doa tersebut". Neno Warisman mengutip dari doa Rasulullah SAW ketika perang badar.

Nikmatilah politik sebagai bentuk permainan, sekaligus pembelajaran sabar. Ketika ikut dalam politik praktis, maka siap-siaplah bikin jebakan. Jika tidak, suatu saat akan di jebak. Amin Rais, sebenarnya sudah sangat pandai main prank-prankan politik, mulai menggunakan istilah perang badar. Tapi sayangnya, takdir Amin Rais tidak baik. Berkali-kali mencalonkan diri menjadi Presiden, ternyata jeblok. Dan yang terkini, harus terusir dari rumahnya sendiri "PAN".

Di Muhammadiyah sudah tidak memiliki kebijakan, di PAN sudah selesai karir politiknya. Satu-satunya rumah yang bisa disinggahi adalah "KAMI". Namun, di situ ada saingan-nya yaiti din Syamsudin. Dubes Palestina sedang kena prank, maka akankah Amin Rais terkena prank Din Syamsuddin. Sementara ini, Amin Rais sedang kena prank Zukkifli Hasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline