Lihat ke Halaman Asli

Abdul Adzim Irsad

Mengajar di Universitas Negeri Malang

Ibn Hambal Menjadi Korban Keji Khalifah Islamiyah

Diperbarui: 19 Agustus 2020   12:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: ismailyusanto.official on Facebook

Sabtu, 8/8/ 2020 sekitar pukul 17.45 WIB beredar kabar bahwa kediaman Al-Marhum Assegaf Bin Jufri Kampung Metrodanan, Jalan Cempaka No. 81 RT 01, RW 01 Kel/Kec. Pasar Kliwon Kota Surakarta terjadi insiden penganiayaan terhadap keluarga Umar Asegaf yang di anggab Syiah, sehingga membuat keluarga ada yang terluka hingga dilarikan ke rumah Sakit. Sementara, di kota Trengalek, seorang Imam sholat subuh Terjungkal karena ditendang oleh seorang pria gegara sang Imam membaca Qunut subuh.

Di Indonesia terdapat kelompok kecil yang paling getol menyuarakan tauhid. Mereka tidak segan mengajak mendirikan "Khilafah Islamiyah" di bawah panji Alquran dan Sunnah. Bahkan, mereka berpendapat bahwa "Pancasila itu Thogut", hormat bendera merah putih itu syirik (termasuk menyekutukan Allah). Sementara demokrasi itu keluar dari koridor hukum Allah SWT.

Benih-benih Khawarij muncul. Tidak aneh, jika sering melakukan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat. Kelompok ini tidak besar, tetapi mereka sering melakukan provokasi. Bagaimana mungkin bisa menegakkan islam, sementara perilakunya seperti Dzulkhuwaisarah yang disinyalir seburuk-buruk umat Rasulullah SAW. Tidak terbayangkan, jika kelompok model seperti ini besar, sudah pasti orang yang tidak sefaham akan dihabisi dengan cara yang keji. bahkan, melakukan apa saja dengan mengatasnamakan agama.

Dalam catatan sejarah, Dzullhuwaisirah ini sosok yang sangat rajin sholat berjamaah, puasa sunnah, juga sholat malam, bahkan hafal Alquran. Ini sangat keren. Kesalahannya bukan pada rajin ibadahnya, tetapi cara berfikir, yaitu "menganggap bahwa dirinya lebih baik dari pada orang lain". Merasa paling banyak ibadahnya. Kemudian cara berfikir yang demikian itu disebut dengan "cara berfikir Khawarij".  

Maka semua orang yang tidak sama dengan kelompoknya dianggap sesat. Lebih ekstrem lagi, hal darahnya. Kemudian Rasulullah SAW menyebut kelompok yang demikian"seburuk buruk manusia". Dari Aisyah ra, beliau berkat. Rasulullah SAW menyebut kelompok Khawarij, maka beliau SAW berkata "mereka adalah seburuk-buruk umatku, membunuh sebaik-baik umatku".

Syekh Abu Fadhol Ibn Syekh Abd Syakur Al-Senury Al-Bagilani Al-Jawi Al-Syafii menerangakan dalam kitab "Al-Kawakib Al-Lamaah fi Tahqiqi Al-Musamma bi Ahli Sunnah wa Al-Jamaah"nama Khawarij itu disematkan kepada orang-orang yang meniti jalan kaum khawarij dan berpendapat sebagaimana kaum Khawarij".  Sejak terbunuh sahabat Ali Ibn Abi Tholib hingga era modern, Khawarij paling suka membunuh sesama muslim yang ber-iman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dengan alasan "tidak menggunakan hukum Allah SWT". Rasulullah SAW di bentak oleh Dzulhuwaisirah karena di anggap tidak adil, sementara Ali Ibn Abi Thalib ra yang dijamin surga oleh Allah SWT dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam pada tanggal 26 Januari 661 di Masjid Agung Kufah dengan alasan "tidak menggunakan hukum Allah". Kendati demikian Rasulullah SAW tetap mengakui sebagai "umatku".

Ketika Kholifah Menyiksa Ahli Hadis

Imam Ahmad Ibn Hambal, salah satu ulama yang mendapat perlakukan buruk dari seorang Khalifah Al-Ma'mun, karena tidak mau mengakui bahwa Alquran adalah makhluk. Saat itu Imam Ibn Hambal sosok ulama yang tegus memegang prinsip. Sebagai seorang pakar hadis terkemuka, beliau juga terkenal sebagai seorang penolong sunnah.

Beliau menghadapi persoalan yang sangat dilematik menghadapi Khalifah Al-Ma'mun karena penganut Mu'tajilah menganggap bahwa Alquran itu adalah "mahluk". Kelaliman demi kedzhiman dilakukan terhadap para ulama, termasuk Imam Al-Syafii dan Imam Ibn Hambal. Sebenarnya, Imam Ahmad sudah dinasihati oleh teman-temannya agar menjawab secara diplomatis pertanyaaan sang Khalifah. Dengan harapan agar selamat dari hukuman sang Khalifah. Namun, Imam Ahmad tetap teguh dengan argumentasinya.

Kemudian ketika dalam sebuah perjalanan ketemu seorang pencuri. Pencuri itu berkata kepada Ibn Hambal " wahai Imam Ahmad, engkau adalah imam yang terkenal. Saya ini seorang pencuri, saya sering disiksa karena di suruh mengakui perbuatannya. Saya tidak pernah ngaku, walaupun saya disiksa berkali-kali, saya tetap mempertahankan diri. Apalagi engkau seorang Imam, Engkau juga harus tetap mempertahankan diri dengan pendapatmu".

Ketika Imam Ahmad Ibn Hambal ditanya oleh seorang Khalifah "apakah Alquran itu Kalamullah atau Mahluk" Imam Ahmad Ibn Ahmad menjawab "Alquran itu itu Kalamullah, bukan Mahluk".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline