Lihat ke Halaman Asli

Abdul Adzim Irsad

Mengajar di Universitas Negeri Malang

Makin Besar Mengeluarkan THR, Makin Besar Rejeki

Diperbarui: 26 Mei 2019   12:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Indonesia satu-satunya negeri yang kaya dengan tradisi unik, menarik dan asyik. Bisa dikatakan Indonesia itu suara budaya dan surga wisata kuliner. Orang pasti betah tinggal di Indonesia. Nah, selama tradisi itu tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama, maka tradisi itu harus terus dirawat dan dilestarikan bersama. Jangan sampai dengan alasan tidak pernah ada di dalam Alquran, kemudian budaya tersebut dilenyapkan. Itu kuno.

Nah, tradisi yang paling asyik dan menyenangkan adalah Tunjangan Hari Raya, atau yang lebih populer dengan istilah THR. Menjelang lebaran, semua PNS pasti bahagia, karena mereka akan mendapatkan gaji dobel. Kerja sebulan, gajinya dua bulan. Bagi masyarakat Indonesia Hari Raya Idul Fitri itu sangat istimewa. Sudah menjadi tradisi, ketika Idul Fitri harus mengeluarkan biaya banyak untuk kebutuhan dapur, wisata, serta aksesoris.

Bagi karyawan dimana saja berada, THR itu sesuatu yang sangat dinantikan dan membahagiakan.  Saat ini THR bukan hanya bagi PNS, tetapi semua perusahaan harus menyediakan THR bagi karyawan nya. Bagi juragan (pengusaha), THR itu kadang sesuatu yang menakutkan, karena mereka harus membayar karyawan dengan berlipat. Sementara, bagi karyawan merasa kegirangan karena kerja sebulan, namun gajinya dua bulan.

Bagi juragan, sebenarnya tidak perlu khawatir akan berkurang hartanya karena membayar dobel kepada karyawan nya. Dalam pandangan agama, menyenangkan karyawan berarti sama dengan menyenangkan diri sendiri, sekaligus menjaga perusahaannya. Ketika karyawan senang, maka mereka akan menjadi karyawan yang setia dan turut menjadi perusahaan tempat mereka bekerja.

Menurut pandangan agamawan sesungguhnya THR itu tidak akan mengurangi rejeki sedikitpun, sebaliknya akan menambah rejeki. Dengan catatan, ketika memberikan THR diniatkan sedekah sekalian, biar menjadi nilai ibadah, karena sedekah itu akan menjadikan harta semakin bertambah dan berkah. Jika berniat berniat baik kepada karyawan, maka nilainya akan menjadi kebaikan, secara khusus pula Allah SWT berfirman yang artinya "jika kalian berbuat baik sesungguhnya kalian berbuat baik kepada diri kalian".

Kenapa THR itu harus di bulan Ramadhan? ini semua tidak lepas dari pandangan agama islam, dimana semua umat islam harus menjalankan ibadah puasa. Kerja dibulan puasa itu sangat berat, karena dalam kondisi lapar dan dahaga. Dan, semua kebutuhan di bulan Ramadhan itu juga meningkat. Apalagi, tradisi Nusantara yang harus serba baru, seperti; busana baru, sarung baru, celana baru, sandal baru. Tidaklah berlebihan, ketika kerja dibulan puasa itu upahnya dua kali lipat. Apalagi, dalam pandangan agama sedekah paling utama yaitu sedekah di bulan Ramadhan.

Orang yang pertama kali memiliki gagasan THR adalah  Kabinet Soekiman Wirjosandjojo salah satu kabinet para era Bung Karno, pada tahun 1951. Salah satu programnya unggulan-nya adalah meningkatkan kesejahteraan Pamong Praja yang saat ini disebut PNS (Pegawai Negeri Sipil). Dengan harapan, kinerja nya semakin bagus dan memberikan dukungan sepenuhnya kepada pemerintah.

Terlepas dari tujuan di atas, yang jelas THR itu menjadi sesuatu yang sangat menarik dan menjadi ke khasan Nusantara. Bung Karno memang sosok pemimpin yang kaya dengan gagasan cerdasnya. Bukan saja masalah THR, juga masalah Halal bi Halal, yang menjadi salah satu ciri khasa menyelesaikan masalah antara politisi yang berseberangan waktu itu. Masing-masing, tidak mau meminta maaf atas kesalahannya. Dengan halal bihalal, secara otomatis semua mau datang dan saling menghalalkan tanpa harus meminta maaf. Ini sangat keren.

Ada salah satu hadis Rasulullah SAW yang menyatakan "jagalah harta kalian dengan zakat". THR yang dikeluarkan juga akan menjadi tameng (penjaga) harta agar selamat. Juga, THR yang dikeluarkan akan menjadi amal ibadah, yang akan mengantarkan seseorang pada kesejahteraan keluarga, harta, dan juga keturunan. Semakin besar THR yang dikeluarkan, akan semakin banyak rejeki yang didapatkan dari Tuhan yang maha pemberi rejeki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline