Mubahalah berasal dari bahasa Arab "", yang bagi masyarakat awam itu sesuatu yang asing, bisa jadi tidak pernah tahun sama sekali. Pengertian sederhana dari Mubahalah adalah "dua pihak yang saling memohon kepada Allah SWT agar supaya Allah SWT melaknat dan membinasakan pihak yang batil (salah) atau menyalahi pihak kebenaran". Dalam bahasa Jawa "becik ketitik olo ketoro", namun untuk membuktikan siapa yang benar dan salah, keduanya harus melakukan Mubahalah.
Ngeri sih juga mendengarnya. Biasanya ini dilakukan oleh seseorang yang sudah tidak lagi memiliki argumentasi untuk meyakinkan lawan. Padahal, islam secara tegas dan gamblang mengajarkan kepada pengikut setiannya agar supaya klarifikasi (tabayyun) terlebih dahulu, sebelum menyebarkannya. Ketika terjadi masalah, saling memaafkan, bukan saling menjatuhkan, apalagi saling mencaci maki sesama pengikut Ahlussunah Waljamaah yang cinta Rosulullah SAW.
Namun, jika sudah tidak saling tidak percaya, saling menuduh, maka langkah terahir adalah "mubahalah". Memang dibolehkan, sebab Rosulullah SAW juga pernah melakukannya dengan seorang pendeta Kristen dari Najran daerah dekat Yaman pada tahun ke-9 Hijriah.
QS. Ali Imron (3: 61), Allah SWT berfirman " Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita ber-mubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la'nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta". Ayat ini menegaskan seputar bolehnya "Mubahalah" yaitu bersumpah untuk menunjukkan siapa yang benar dan siapa yang salah. Karena kedua-duanya meyakini, bahwa pihaknya dalam posisi yang benar.
Nah saat ini, Indonesia sedang menghadapi krisis, dimana orang-orang yang tidak mengakui pemerintah Indonesia mengoyak-ngoyak Negara Indonesia dengan melakukan pengeboman dimana-mana. Mereka mengatakan "ngebom itu sama dengan mati sahid". Mereka juga berpendapat bahwa "Indonesia negeri kuffar, pancasila Thogut, hormat bendera merah putih syirik".
Para pengebom itu di sebut dengan "teroris". Polisi (Brimob) dan densus 88 selalu pihak yang bertanggung jawab seringkali mendapat serangan bertubi-tubi, baik serangan fisik (bom), maupun kritikan yang pedas.
Nah, ada sosok Sofyan Tsauri mantan polisi yang ngaku pernah menjadi teroris kemudian bertaubat. Dan sekarang aktif menjelaskan bahaya pemikiran-pemikiran kelompok "takfiri" di mana mereka menganggap orang yang tidak sepaham dengan kelompoknya di sebut dengan "kafir", khususnya polisi boleh ditumpahkan darahnya. Wajar, jika sejak terjadi pengeboman, polisi paling sering mendapatkan serangan, begitu juga dengan gereja, walaupun kadang ada yang mengebom masjid.
Beredar dalam video berdurasi kira-kira 5 menit 35 detik, dimana Habib Rizieq menyampaikan bahwa anggota FPI juga dilatih menembak di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok Jawa Barat oleh Sofyan Tsauri. Anggota FPI itu kemudian dikirim ke Aceh dan dipersenjatai. Setelah itu anggota FPI diciduk aparat dan Sofyan Tsauri, kemudian menghilang.
Habib Riziq teriak-teriak dengan nada tinggi menuduh Sofyan Tsauri seorang intelejen yang disusupkan, kemudian menghasut ngajak-ngajak latihan perang kemudian, dengan mudahnya nangkepi pemuda-pemuda yang ikutan latihan. Dengan bahasa lain, Sofyan Tsauri itu ngaku-ngaku menjadi teroris.
Sebagai seorang muslim, Sofyan Tsauri-pun bersumpah dengan mengatakan "Demi Allah SWT" bahwa dirinya termasuk orang korban ideology kelompok teroris, bukan intel yang di susupkan. Nah, sekarang Sofyan Tsouri eks narapidana teroris merasa dirinya menjadi korban fitnah kejam Habib Rizieq. Dirinya menempuh jalur hukum.
Semua sudah berlalu, rekam jejak ceramah Habib Riziq beredar semua bisa mendengarkan dengan tegas dan lugas. Merasa tidak bisa membuktikan maka Sofyan Tsauri mengajak Habib Rizeq untuk "Bermubahalah". Babak baru Mubahalah akan menjadi penentu, siapakah sejatinya orang yang berdusta, siapakah sejatinya orang yang ngaku-ngaku. Sofyan Tsouri ngaku mengajak istri dan anak-anaknya bermubahalah, kepada semua yang menuduh dirinya.