Lihat ke Halaman Asli

Syarifah Lestari

TERVERIFIKASI

www.iluvtari.com

Kenapa Menunjukkan Jari Tengah Dianggap Tabu?

Diperbarui: 28 Januari 2021   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konstantinos Papadopoulos on Unsplash

Pernah nggak sih kamu mengacungkan jari tengah ke orang lain? Minimal zaman muda dulu. Atau malah sampai sekarang? Apa karena sekarang masih muda? Masih muda atau masih belum paham? Ah sudahlah. Pembukanya bertele-tele.

Aku pernah, dan langsung digeruduk empat kelas sekaligus! Dua kelas lainnya tidak ikut karena di sana ada senior yang lumayan akrab denganku. Malas aku menceritakan detailnya, karena penuh cela. Haha!

Jari Tengah di Amerika Serikat

Juli Briskman, seorang ahli marketing dan komunikasi bagi kontraktor federal di Virginia, telah mengacungkan jari tengah pada iring-iringan Donald Trump dua tahun silam.

Seorang fotografer yang berada dalam rombongan Trump berhasil mengambil gambar aksi tersebut, dan sebentar saja menjadi viral di media sosial.

Meski dianggap pahlawan oleh banyak orang (karena berbagai kebijakan Trump yang dianggap buruk), pada akhirnya Briskman harus kehilangan pekerjaannya. Perusahaan menganggap Briskman telah berbuat cabul di media sosial.

Baca juga: Jangan Terbiasa Nyelonong!

Jari Tengah di Jepang 

Lain Amerika, lain pula Jepang. Di sini, orang-orang terbiasa memberi nama untuk jari tangan mereka dengan sebutan keluarga.

Jempol adalah jari ayah, jari ibu untuk telunjuk. Jari tengah adalah jari kakak laki-laki, jari manis sama dengan jari kakak perempuan, dan jari kelingking adalah jari adik.

Jadi gestur mengacungan jari tengah di Jepang dianggap menyebut ani atau kakak laki-laki. Meski demikian, karena pengaruh budaya Barat (terutama Amerika) begitu kuat di seluruh dunia, akhirnya orang-orang Jepang pun turut mengasosiasikan jari tengah dengan hal cabul.

Sejarah Gestur Jari Tengah

Menunjukkan bagian belakang telapak tangan dengan jari tengah yang teracung ke atas adalah bentuk penghinaan atau aksi merendahkan orang lain. Pada zaman Yunani dan Romawi kuno, jari tengah merupakan perlambang phallus yang berdiri, sedangkan jari-jari lainnya yang tidak terangkat dianggap testis.

Maka pada peradaban Barat, mengacungkan jari tengah ke hadapan orang lain sepadan dengan ungkapan fu*k yang biasa dipakai untuk mengumpat. Pada awal 1800-an, gestur the bird atau flipping someone off (begitu penamaannya), biasa dipakai oleh para musisi untuk merendahkan orang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline