Lihat ke Halaman Asli

Syarifah Lestari

TERVERIFIKASI

www.iluvtari.com

Tilik, Ini Loh Film Pendek yang Viral Itu!

Diperbarui: 21 Agustus 2020   08:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tangkapan layar laman Youtube

Dari status WA sampai ke Twitter, orang sibuk dengan Tilik. Tak ingin latah, kubiarkan saja rasa penasaran mampir sebentar. Nanti juga menguap sendiri.

Eh ternyata tak semudah itu. Setelah sekian jam melepas HP dan laptop, begitu balik lagi, warganet masih pada sibuk dengan Tilik, Bu Tejo, Dian, dst.

Nyerah deh! Kusambangi juga Youtube. Apalagi ada informasi Tilik adalah film pendek, artinya tak memakan waktu lama untuk ditonton. Oke deh, ikutan nyimak yang viral.

Ternyata,Tilik adalah film pendek tentang kehidupan sehari-hari di sebuah kampung di Yogyakarta sana. Aku menonton di kanal Humas Jogja.

Sebenarnya kisah seperti ini klasik. Tentang perempuan lajang yang jadi bahan gosip, tentang tetangga julid yang mulutnya ngegemesin. Seorang pembela, sopir genit, emak-emak tim sorak, dsb. Ide yang sama sudah sering kita tonton di sinetron, FTV, bahkan layar lebar.

Tapi menurutku, yang menarik dari Tilik adalah celoteh ibu-ibu dalam film tersebut. Bukan apa yang mereka obrolkan, tapi cara mereka memerankan plus bahasa Jawanya yang enak banget di telinga.

Bukan semata faktor aku keturunan Jawa. Toh waktu menikmati Surau dan Silek pun aku sangat menyukai cara para pemeran, terutama anak-anak, ketika berbicara dalam bahasa Minang. Btw Indonesia itu kaya ya! Ragam bahasa yang kita punya pun indah!

Pernah menonton Mak Beti (Arif Muhammad) atau (Rendra) Polapike di Youtube atau Instagram? Keduanya memiliki kekhasan logat yang enak disimak.

Meski pola yang sama dipakai oleh pembuat film lainnya, rasanya tak akan ada bosannya menikmati celotehan dalam bahasa daerah yang ada di Indonesia. Jadi teringat Si Doel Anak Sekolahan yang jadi jawara di tahun 90-an.

Atau Preman Pensiun yang belum lama ini juga laris manis sebelum ditinggalkan almarhum Didi Petet. Semua mereka mengandalkan dialek yang kuat dari pemerannya. Sejauh ini, kunci agar logat atau dialek itu punya peran kuat untuk menarik penonton, adalah jangan dipaksakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline