Kita terlalu sibuk mengomentari mereka yang harus keluar rumah mencari nafkah, padahal ada yang lebih cocok jadi target nyinyir. Yaitu mereka yang masih kekeuh melakukan perjalanan ke luar kota, menuju kota atau provinsi di zona merah.
Dengan maksud bercanda, kukomentari postingan Humas Kota Jambi ketika pasien covid-19 yang tersisa tinggal tiga orang lagi.
"Kalau sudah nol kasus, sedekahan ya, Min!"
Sebentar saja komentarku dibalas admin, "Cocok!" dengan emot tertawa lepas.
Besar sekali harapan kala itu. Barangkali perasaan yang sama juga dimiliki sebagian besar warga kota ini, bahkan juga kota-kota lain yang sempat kuning.
Yang namanya harapan, bisa terjadi, bisa tidak. Dikira setelah kuning akan menjadi hijau, nyatanya malah jadi oranye. Salah satu alasannya, karena kurangnya kewaspadaan masyarakat.
Kita salah menafsirkan harapan. Berharap semua akan segera baik-baik saja, tapi bertingkah seolah semua sudah benar-benar baik-baik saja. Alhasil, semua jadi tidak baik.
Tak lama setelah sekian banyak pasien dipulangkan dari rumah sakit karena sembuh, alih-alih nol kasus. Justru pasien baru bertambah banyak.
Di beberapa grup, tersebar pesan berbunyi begini:
"Assalamualaikum teman teman sekalian
berikut disampaikan mendahului surat dari RS Mattaher