Ketika awal-awal Mario Teguh terdepak dari Metro TV, seorang trainer berkata dalam tayangan lain di channel yang sama. "Menikahlah dengan laki-laki yang 'sudah jadi'!"
Aku termasuk orang yang tidak gandrung acara motivasi, tak kenal pula dengan trainer tersebut. Tapi ucapannya kali itu sangat kusetujui. Bukan karena kedengaran indah, unik, dsb, tapi ungkapan tersebut sangat relevan bahkan hingga kini.
Janji Tak Akan Merokok Lagi
Seorang kawan dihadapkan pada dua pilihan. Yang satu laki-laki mapan yang merokok, satu lagi karyawan biasa yang meyakini bahwa rokok tidak dihukumi makruh, apalagi halal.
Kedua laki-laki itu siap meminangnya. Mereka datang agak berbarengan, sehingga kawanku bingung, pada siapa ia menjatuhkan pilihan.
Ketika ia minta pendapat pada aku dan beberapa kawan lain dalam satu komunitas, kami kompak menganjurkan yang tidak merokok. Bukan sok idealis, kami percaya kesehatan itu investasi jangka panjang.
Mapan tak mapan itu urusan lain. Kaya raya sekalipun, kalau sakit-sakitan dan atau tak tahu syukur. Ya rasa miskin juga.
Tapi keputusan tetap di tangannya. Memangnya kami siapa? Dan dia memilih yang mapan. Alasannya, si mapan ini berjanji akan berhenti merokok setelah mereka menikah.
Akan Salat Setelah Menikah
Seorang kenalan lain, didatangi bujang sebatang kara kala ia menjanda. Si bujang ini muslim, tapi tak kenal salat. Alasannya, ia yatim piatu sejak dulu. Tak ada yang mengajarinya perkara agama.
Diingatkan oleh kawan lain, "Yakin mau nikah dengan dia?"