Lihat ke Halaman Asli

Menitipkan Kenangan Siswa pada Dinding Youtube

Diperbarui: 14 April 2016   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang bisa saya berikan untuk siswa?
Hanya secuil ilmu.  Itupun belum tentu  terekam karena banyaknya muatan yang harus mereka ingat sedangkan memori mereka punya kapasitas yang terbatas. Mereka akan menyeleksi dengan baik ingatan yang mana yang harus diabadikan dan  memori mana yang harus dibuang.

[caption caption="Dokumen Pribadi"][/caption]Menjadikan siswa untuk menjadi pandai  memang tujuan utama seorang guru. Namun  tidak  begitu dengan diriku.  Setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Satu anak mungkin menyukai pelajaran matematika, tapi ia lemah di mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jika aku menuntut semua anak untuk pandai dan meguasai semua ilmu yang aku sampaikan, akan membuat saya jantungan karena ulah anak yang malas, dan ogah-ogahan jika sedang mengikuti mata pelajaran. Lantas apakah anak ini kita labeli anak yang bodoh?

 [caption caption="Dokumen Pribadi"]

[/caption]

Jangan gegabah melebeli siswamu dengan sebutan begitu bu guru. Tugas utama guru itu mendidik, mendampingi, mengarahkan potensi yang ada dalam diri siswa sehingga apa yang  ada dalam dirinya mampu dikembangkan.

 

[caption caption="Dokumen Pribadi"]

[/caption]

Jika ingin mereka punya kenangan, buatlah suatu kisah yang kalian alami dalam proses pembelajarn dalam sebuah kenangan yang bisa mengingatkan keberadaanmu dalam perjalanan hidupnya di masa yang akan datang. Sebuah kenangan  antara kita. Guru-siswa- lingkungan sekolah dalam sebuah dinding yang mampu menyimpannya dengan baik. Menjadi guru yang menyenangkan itu lebih baik bukan?

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline