Lihat ke Halaman Asli

Stevan Manihuruk

TERVERIFIKASI

ASN

Tak Mesti jadi Ahli untuk Bisa Investasi

Diperbarui: 12 September 2023   07:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (freepik via kompas.com)

Banyak orang yang langsung menyerah dan tidak berani mulai berinvestasi karena selalu merasa dirinya tidak punya kemampuan.

Ilmu berinvestasi seolah-olah merupakan hal yang sangat sulit dipelajari. Atau mungkin investasi itu dianggap hanya cocok untuk orang-orang yang ahli.

Dalam hampir semua bidang, faktor keahlian memang menjadi garansi atau syarat mencapai keberhasilan. Hanya dokter bedah lulusan kampus terbaik yang paling layak dipercaya melakukan tranplantasi jantung. Hanya arsitek-arsitek hebat yang akan mampu merancang gedung pencakar langit yang mengagumkan.

Morgan Housel dalam bukunya "The Psychology of Money" mengatakan, agak berbeda dengan bidang lainnya, bidang keuangan (termasuk investasi) ternyata seringkali justru tak terlalu berkaitan dengan gelar sarjana, latar belakang pendidikan, pelatihan, pengalaman formal dan koneksi terbaik melainkan lebih ditentukan faktor psikologi dan perilaku seseorang.       

Barangkali kita sudah pernah dengar kisah hidup Ronald Read, pria sederhana lulusan SMA yang bekerja sebagai petugas kebersihan dan penjaga pom bensin di Amerika.

Seseorang yang di akhir hidupnya sudah menggemparkan dunia karena diketahui punya harta diatas $ 8 juta hasil ketekunannya berinvestasi saham.

Housel mencatat dengan baik; ada hampir 3 juta orang Amerika yang meninggal di tahun 2014 (termasuk Read). Hanya kurang dari 4.000 orang yang tercatat punya harta $ 8 juta dan Read adalah salah satunya.

Lebih mengagumkan lagi, Read sudah mewasiatkan $ 6 juta dari harta kekayaannya itu diberikan ke rumah sakit dan perpustakaan setempat. Read dikenang dari seorang petugas kebersihan menjadi investor sekaligus filantropis. 

Richard Fuscone punya kisah yang berbeda. Fuscone lulusan Harvard bergelar MBA. Kariernya di bidang keuangan sangat sukses sehingga bisa pensiun di usia 40-an untuk menjadi filantropis. Keahlian bisnis dan kepemimpinannya sangat diakui, berbagai penghargaan pun sudah diraih.

Tak ada yang mengira, krisis keuangan 2008 akhirnya membuat Fuscone hancur luluh. Sebelum krisis, ia baru saja meminjam uang dalam jumlah besar untuk memperluas rumahnya. Fuscone akhirnya terjebak hutang dalam jumlah yang besar dan membuatnya bangkrut. Satu per satu hartanya terpaksa dijual atau disita bank.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline