Kementerian Keuangan mencanangkan gerakan bersih-bersih. Salah satu instansi pemerintah itu memang sedang dalam sorotan. Kasus penganiayaan oleh Mario Dandi Satriyo, putra Rafael Alun Trisambodo, Kepala Bagian Umum Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Selatan II merembet ke mana-mana.
Publik mempertanyakan gaya hidup keluarga Trisambodo yang senang bermewah-mewah dan pamer di media sosial. Ini juga yang mengundang perhatian banyak pihak untuk ikut "mengendus" jumlah dan sumber kekayaan si pejabat tersebut.
Trisambodo sudah mencoba gerak cepat meredam isu tersebut dengan cara mengajukan pengunduran diri sebagai ASN beberapa saat setelah pengumuman pencopotan jabatannya.
Namun apa daya, petinggi Kementerian Keuangan malah menolaknya dengan alasan ingin melancarkan urusan investigasi pihak berwenang terhadap harta kekayaannya. Bila sudah mundur dari ASN, pengusutan terhadap harta Trisambodo dinilai akan semakin sulit.
Belakangan Trisambodo sudah diberhentikan dengan tidak hormat dan ditambah lagi kewajiban untuk menjelaskan asal usul harta kekayaannya. Terbuka peluang Trisambodo akan segera dijerat hukum.
Sikap pamer harta kekayaan juga menyeret pegawai lain di lingkungan Kementerian Keuangan. Salah satunya Eko Darmanto, eks Kepala Kantor Bea dan Cukai Yogyakarta. Warga dunia maya dengan cepat memviralkan foto dan gaya hidup Eko yang suka pamer. Misalnya saat berpose dengan mobil mewah atau berpose di pesawat terbang Cessna.
Sri Mulyani geram dengan berbagai pemberitaan miring terhadap institusi yang dipimpinnya. Ia segera menginstruksikan seluruh jajarannya untuk tidak pamer harta atau bergaya hidup mewah karena melanggar asas kepatutan dan kepantasan publik.
Sri Mulyani juga meminta komunitas pegawai pajak yang gemar berkendara sepeda motor agar dibubarkan. Ini buntut dari beredarnya foto Dirjen Pajak Suryo Utomo yang mengendarai motor gede atau moge. Tidak cukup sampai disitu, Sri Mulyani melalui beberapa media juga mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mengidentifikasi ada 69 nama pejabat terutama eselon II dan III yang dianggap berisiko tinggi dalam artian laporan harta kekayaannya patut dicurigai.
Pamer untuk apa?
Kalau dipikir-pikir, tujuan orang pamer kekayaan itu sebenarnya untuk apa? Sekadar untuk senang-senang? Atau mencari pengakuan?