Pada tulisan sebelumnya kita sudah berbicara tentang dividen dan hal-hal baik tentangnya (DISINI), sekarang kita akan coba mengulik sisi sebaliknya yaitu mengenai jebakan dividen alias "dividen trap". Kebetulan penulis pernah mengalaminya.
Saya yakin banyak investor pemula juga pernah punya pengalaman yang sama. Pengalaman yang tidak mengenakkan berkaitan dengan dividen. Apakah itu berarti dividen berbahaya sehingga harus dihindari?
Pengalaman yang cukup membekas itu saya ingat terjadi saat saya baru beberapa bulan terjun di pasar modal (menjadi investor saham). Sebelumnya saya memang sudah tahu bahwa dividen merupakan salah satu keuntungan menjadi investor.
Kebetulan saat itu keluar berita yang menyebutkan perusahaan PT. Mitra Pinasthika Mustika (MPMX) akan membagikan dividen "jumbo" dengan nominal Rp480 per lembar.
Angka yang tergolong fantastis mengingat harga sahamya waktu itu hanya sekitar Rp1.200 per lembar. Dengan demikian, imbal hasil yang ditawarkan dari dividen saja nyaris mencapai 30 %. Bukankah ini berarti peluang cuan dalam waktu singkat?
Otak saya langsung bekerja. Saya berpikir, ini pasti kesempatan besar bahkan langka. Dengan modal yang masih tersisa, saya memutuskan membeli sahamnya dengan kisaran harga Rp1.410 per lembar. Saya berpikir dengan harga pembelian "semahal" itu pun hitung-hitungannya saya masih akan tetap dapat untung yang lumayan dan sekali lagi, untung dalam waktu singkat.
Saya juga sudah membuat rencana akan segera keluar (menjual) sahamnya setelah periode pencatatan yang berhak menerima dividen (cum date) selesai. Saking yakinnya saat itu, saya bahkan menawarkan ke adik saya untuk ikut "menanamkan" uangnya dan kebetulan direspon dengan baik.
Waktu berjalan dan akhirnya periode pencatatan yang berhak menerima dividen telah usai. Keesokan harinya jam 9 pagi, tepat saat pembukaan jam bursa, saya cepat-cepat membuka aplikasi sekuritas dan siap-siap untuk segera menjual saham tersebut.
Apa yang terjadi? Saya kaget ketika melihat harga saham perusahaan tersebut langsung melorot tajam sampai menyentuh batas terbawah. Saya bahkan belum sempat memasang perintah "SELL" pada saham yang saya punya. Sampai jam penutupan bursa (15.30 WIB) saat itu, saya masih belum bisa menjualnya karena memang tidak ada antrian yang mau membeli.
Saya mulai khawatir. Saya coba mencari penjelasan mengenai hal itu. Akhirnya di media online saya menemukan artikel seorang investor yang tentunya lebih senior menjelaskan tentang istilah "dividen trap". Wah, berarti saya kena jebakan nih.