Lihat ke Halaman Asli

Stevan Manihuruk

TERVERIFIKASI

ASN

Menebak Langkah BTP dari Ideologi Politiknya

Diperbarui: 23 Januari 2019   16:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (kompas.com)

Politisi PDI P sekaligus Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi tiba-tiba menjelma layaknya orang terdekat Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok. Setidaknya Prasetyo sudah menyampaikan dua pernyataan yang ramai dirilis media terkait langkah BTP pasca bebas dari masa tahanan.

Prasetyo mengatakan, bulan Februari mendatang BTP akan menikah (lagi). Bripda Puput, sosok yang memang sudah ramai digunjingkan media, disebut-sebut Prasetyo sebagai calon mempelai wanita. Prasetyo bahkan sudah berani menyebut tanggal 15 yang konon sudah dipilih sebagai pelaksanaan acara tersebut.

Meskipun anehnya, pihak keluarga BTP justru membantah hal tersebut. Mereka justru kaget dan benar-benar tidak mengetahui ada rencana pernikahan tersebut, apalagi dalam waktu yang sangat dekat.

Publik terutama pendukung setia BTP menjadi bingung dan semakin penasaran. Mungkinkah Prasetyo sedang mengada-ada? Atau justru pihak keluarga BTP yang sedang mencoba menutupi sebuah rahasia?

Pernyataan kedua Prasetyo adalah BTP akan lebih memilih menjadi konsultan e-budgeting setelah keluar dari tahanan. Lagi-lagi, Prasetyo mengklaim hal itu didengarnya langsung saat menjenguk BTP di Mako Brimob.

Bila benar demikian yang keluar dari mulut BTP menjadi jelas bahwa ia sepertinya sudah memutuskan untuk sementara bahkan mungkin seterusnya, mundur dari panggung politik.

Walaupun, ini terdengar agak meragukan. Agak sulit dipercaya, BTP akan secepat dan semudah itu "pensiun" dari panggung politik. Terlebih lagi, perjalanan hidupnya justru banyak dihabiskan di dunia politik.

BTP telah merintis karier politiknya mulai dari bawah, menjadi anggota DPRD tingkat 2, Bupati, anggota DPR RI, Wakil Gubernur hingga Gubernur DKI Jakarta. Ia sempat dua kali menelan kekalahan saat bertarung di Pilgub yaitu Bangka Belitung dan DKI Jakarta. Kekalahan terakhir lebih tragis lagi, BTP tak hanya kalah tetapi juga harus masuk penjara.

Meskipun dibenci oleh sebagian kalangan, BTP juga memiliki pendukung/penggemar setia yang tak cukup besar jumlahnya. Mereka menamakan diri sebagai Ahoker.

Para pendukung selalu yakin bahwa BTP adalah "korban" pertarungan politik kotor yang ingin menyingkirkannya dari panggung politik. Sekaligus mereka juga meyakini BTP akan kembali berkiprah di panggung politik setelah bebas dari masa tahanan.

Pernyataan-pernyataan BTP selama ini memang cukup mencerminkan bahwa ia hampir tak mungkin menjauh dari panggung politik. BTP berulangkali menyatakan keyakinannya bahwa panggung politik merupakan tempat terbaik untuk mengabdi bagi bangsa ini, membantu lebih banyak orang dengan mewujudkan keadilan sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline