Lihat ke Halaman Asli

Stevan Manihuruk

TERVERIFIKASI

ASN

Prostitusi Daring dan Korban-korban

Diperbarui: 10 Januari 2019   01:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (THINKSTOCK)

Polisi menangkap artis yang diduga terlibat dalam praktik prostitusi online. Berdasarkan penjelasan, kronologi, dan bukti-bukti yang dimiliki pihak kepolisian, si artis jelas-jelas merupakan tersangka alias pelaku dalam kasus ini.

Pada perkembangannya, si artis sudah diperiksa dan dimintai keterangan dan akhirnya dipulangkan oleh pihak kepolisian. Apakah itu berarti si artis hanya dianggap sebagai korban?

Kasus ini memang masih sedang dan terus diusut lebih mendalam guna menjerat pihak-pihak yang terlibat. Kembali pertanyaan diatas, apakah artis tersebut adalah korban? Saya kira, bisa dianggap demikian.

Kita bisa menyaksikan, setelah kasus ini terungkap, nama si artis langsung menjadi bulan-bulanan bahan cemoohan dan hujatan atau sekadar guyonan. Media langsung ramai memberitakan, bahkan sisi-sisi kehidupan pribadinya pun diumbar ke permukaan. Foto-foto seronok miliknya pun beredar luas di dunia maya.

Tulisan terakhir si artis di akun media sosial "Menjemput rejeki 2019" langsung viral dan menjadi bahan olokan. Belakangan postingan tersebut sudah dihapus mungkin saking tak tahan menerima berbagai cemoohan.

Ya, sanksi sosial yang harus diterimanya terasa lebih berat bahkan langsung menghunjam begitu cepat dibandingkan sanksi hukum yang barangkali akan segera dijatuhkan. Kita bisa bayangkan rasa malu yang harus ditanggungnya dan tentu anggota keluarga terdekatnya menghadapi cemoohan dan sikap sinis masyarakat.

Apakah hanya si artis yang menjadi korban dalam kasus ini? Menurut saya, pihak kepolisian pun bisa dikatakan ikut menjadi korban. Lihatlah komentar-komentar miring yang ditumpahkan banyak orang, menuding pihak kepolisian telah mengeksploitasi kasus ini dengan membuka identitas si artis ke publik, sementara identitas mucikari dan pemakai jasanya malah tak segera diungkap.

Sementara beberapa media juga bisa dikatakan sebagai korban karena keranjingan memberitakan kasus ini terus menerus. Demi merebut dan menarik minat pembaca, sisi kehidupan pribadi si artis dieksploitasi sedemikian rupa bahkan yang tak ada relevansi dan korelasinya dengan kasus ini.   

Kasus ini dianggap memiliki nilai jual yang cukup tinggi karena kebetulan melibatkan artis selaku public figure yang barangkali sudah dikenal bahkan menjadi idola publik. Bila yang terlibat bukan dari kalangan artis, saya menduga barangkali pemberitaannya takkan semassif dan "seserius" ini.         

Lalu kita, makhluk ciptaan Tuhan paling kepo tanpa sadar ikut menjadi korban dengan terus-menerus menikmati pemberitaan kasus ini. Segala hal yang berkaitan maupun yang dikait-kaitkan dengan kasus ini sepertinya selalu menarik untuk sekadar dibaca dan ditonton. Beberapa orang selalu penasaran menunggu bahkan mencari sendiri pemberitaan media berkaitan dengan kasus ini.    

Dalam beberapa kesempatan kita juga terus membincangkan kasus ini entah dengan serius atau dengan nada-nada canda. Kita menggunjingkan dugaan besaran tarif 80 juta yang terdengar seperti kurang masuk akal. Kita menertawakan pernyataan dan permintaan maaf salah satu artis yang terkesan seperti dibuat-buat. Dan sebagainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline