Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga. Itu guyonan falsafah hidup manusia yang bisa dikatakan paling ideal di dunia ini.
Bicara soal "muda" dan "foya-foya", saya jadi teringat dengan mantan Gubernur kami di Jambi yang saat ini sedang menjalani hari-hari terberat dalam hidupnya terkait statusnya sebagai tersangka kasus korupsi yang sedang ditangani KPK.
Siapa yang tak kenal Zumi Zola. Salah satu Gubernur termuda dan mungkin tertampan di republik ini. Sebelum terjun ke dunia politik, Zola merupakan mantan artis terkenal. Tak heran, ia menjadi idola kebanyakan kaum hawa.
Sempat digadang-gadang akan melanjutkan periode keduanya sebagai Gubernur Jambi di Pilgub 2020 mendatang, kiprah politiknya justru kandas di tengah jalan. KPK menetapkan Zola sebagai tersangka kasus korupsi. Beberapa bawahan Zola dan anggota legislatif juga sudah terlebih dulu diciduk KPK.
Dalam lanjutan sidang kasus yang dihadapi Zola, terungkap hal-hal yang tentunya cukup mengagetkan kita.
Jaksa KPK dalam surat dakwaannya menduga Zola telah menggunakan hasil gratifikasi yang diterimanya untuk membiayai keperluan pribadi dan keluarganya. Menurut jaksa, Zola diduga telah menerima gratifikasi sebesar lebih dari Rp 40 miliar, menerima 177.000 dollar Amerika Serikat, dan 100.000 dollar Singapura. Selain itu, Zola juga diduga menerima 1 unit Toyota Alphard.
Dilansir situs kompas.com, Jaksa memaparkan 19 kepentingan pribadi Zumi yang diduga dibiayai menggunakan uang hasil gratifikasi diantaranya membayar biaya sewa di Hotel Borobudur Jakarta, kunjungan ke Amerika Serikat, membayar pelunasan pemesanan 9 patung action figure Marvel di Singapura, membayar pembelian mobil, pakaian, dompet dan ikat pinggang, dan sebagainya. Lengkapnya dapat dibaca DISINI.
Jika tuduhan tersebut benar terbukti, berarti Zola memang telah menyalahgunakan jabatan yang diembannya justru untuk kepentingan pribadi dan berfoya-foya. Sementara, rakyat sangat berharap banyak padanya.
Sedikit rilis ke belakang, sebelum terpilih menjadi Gubernur, Zola sempat menjadi Bupati Tanjung Jabung Timur, salah satu kabupaten kecil di provinsi Jambi. Saat menjadi Bupati, Zola banyak mendapat penghargaan dan melakukan inovasi. Pendek kata, ia termasuk salah satu kepala daerah berprestasi.
Saya berasumsi, keberhasilannya saat terpilih menjadi Gubernur Jambi tak semata-mata karena faktor fisik dan keluarganya, namun ditopang oleh prestasi-prestasi yang pernah diraihnya. Rakyat Jambi menaruh banyak harapan pada pemimpin muda ini.
Kini, publik hanya bisa mengikuti proses perjalanan sidang yang sedang dihadapi Zola. Sesuai asas praduga tak bersalah, Zola memang masih memiliki kesempatan untuk membuktikan bahwa segala tudingan yang dialamatkan padanya tidak benar.