Penyelenggaraan pendidikan di masing-masing zaman tentu memiliki tantangan yang berbeda-beda. Perbedaan itu terasa kian nyata khususnya di era kekinian yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi.
Itu turut memengaruhi kemampuan cara berpikir dan bergaul peserta didik. Di era kekinian, terbentuknya pola tingkah laku dan karakter anak tak bisa dilepaskan dari bahan-bahan informasi yang saban hari dikonsumsinya dari internet.
Dengan gawai di tangan, segala macam bentuk informasi langsung bisa diakses dalam waktu hitungan detik. Penggunaan gawai saat ini tak lagi dimonopoli orang dewasa, melainkan sudah menjadi kebutuhan untuk anak.
Sebagaimana dirilis kompas.com, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan dari total populasi penduduk Indonesia saat ini yang mencapai 262 juta orang, ada lebih dari 50 persen atau sekitar 143 juta orang telah terhubung jaringan internet sepanjang 2017.
Internet tak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari anak muda zaman sekarang. Sebanyak 49,52 persen pengguna internet di tanah air adalah mereka yang berusia 19 hingga 34 tahun. Kelompok ini mengonfirmasi fenomena lahirnya profesi-profesi baru di ranah maya, semisal Selebgram (selebritas Instagram) dan YouTuber (pembuat konten YouTube).
Menjamurnya perusahaan rintisan digital atau startup pun sedikit banyak digerakan oleh kelompok usia ini, baik mereka sebagai pendiri atau konsumen.
Di posisi kedua, sebanyak 29,55 persen pengguna internet Indonesia berusia 35 hingga 54 tahun. Kelompok ini berada pada usia produktif dan mudah beradaptasi dengan perubahan. Sementara itu, remaja usia 13 hingga 18 tahun menempati posisi ketiga dengan porsi 16,68 persen. Terakhir, orang tua di atas 54 tahun hanya 4,24 persen yang memanfaatkan internet.
Dampak
Ibarat koin logam yang memiliki dua sisi, kemajuan teknologi informasi juga menyimpan dua potensi dampak sekaligus; positif dan negatif. Ia bisa memberi manfaat, namun bisa pula menimbulkan mudarat.
Dampak positifnya jelas, akses informasi pengetahuan seluas-luasnya bisa langsung diperoleh dalam waktu singkat. Saat ini ilmu pengetahuan tak hanya bisa didapatkan dari guru yang mengajar di dalam ruang kelas atau bahan buku bacaan tetapi juga bisa melalui bacaan di media internet. Selain itu, akses informasi tanpa batas juga bisa memicu timbulnya kreasi dan inovasi.
Namun sekali lagi, potensi mudaratnya pun ada bahkan terbilang cukup besar. Banyak anak di usia sekolah yang sudah terjerumus di dalamnya. Kemajuan teknologi secara nyata bisa menjadi candu yang membahayakan.