Lihat ke Halaman Asli

Stevan Manihuruk

TERVERIFIKASI

ASN

Inilah Bahan "Bangunan" Keluarga Bahagia

Diperbarui: 28 Mei 2018   17:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Foto: vemale.com)

Banyak kisah tentang keluarga yang berakhir dengan kegagalan. Mimpi membangun keluarga bahagia justru hancur berantakan di tengah jalan. Berbagai alasan dituding sebagai penyebabnya. Berbagai masalah yang ada menjadi "kambing hitamnya".

Membangun keluarga bahagia menjadi impian setiap orang yang sudah berkomitmen menjalani kehidupan rumah tangga. Tak seorang pun yang ingin mengalami kegagalan karena itu benar-benar menyakitkan dan bisa menyisakan trauma mendalam.    

Ibarat membangun sebuah rumah, tentu dibutuhkan bahan-bahan yang baik dan berkualitas agar dihasilkan bangunan yang berkualitas pula. Demikian halnya, keinginan membangun keluarga/rumah tangga bahagia tentu membutuhkan bahan-bahan pendukungnya.

Dari berbagai cerita pengalaman orang terdekat serta sumber bahan bacaan yang ada, saya coba merangkumkannya sebagai berikut.

1. Cinta

Membangun keluarga bahagia haruslah dilandasi oleh satu bahan utama yaitu cinta. Membangun sebuah keluarga tak boleh karena coba-coba, tergesa-gesa, apalagi terpaksa. Keluarga yang dibangun dengan rasa cinta yang tulus akan mampu bertahan meskipun banyak tantangan dan cobaan di depan.

vebma.com

Cinta menuntut kejujuran. Cinta menuntut kesetiaan. Pada akhirnya, cinta juga menuntut adanya rasa saling percaya satu sama lain. Itulah modal utama dan berharga agar keluarga yang kita bangun bisa berhasil dan bahagia. Tentu, cinta saja tidak cukup.     

2. Rencana

Soal jatuh cinta mungkin memang tak bisa direncanakan namun hal-hal berikutnya tentu bisa bahkan harus direncanakan. Membangun keluarga butuh perencanaan dan harus dibicarakan sejak awal di masa-masa berpacaran. Percuma menghabiskan waktu berpacaran jika tak ada tujuan yang bisa direncanakan.        

Perencanaan dibutuhkan untuk mengantisipasi dan meminimalisir risiko kegagalan sekaligus memaksimalkan seluruh potensi yang ada untuk mencapai keberhasilan. Sehingga ada pepatah yang mengatakan; kegagalan merencanakan sama dengan sedang merencanakan kegagalan. 

Untuk sesuatu hal yang sangat sakral dan penting yaitu membangun keluarga/rumah tangga pun sama. Perencanaan sangat dibutuhkan agar tidak timbul penyesalan sekaligus bisa meminimalisir risiko kegagalan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline