Lihat ke Halaman Asli

Stevan Manihuruk

TERVERIFIKASI

ASN

Menakar Wacana Koalisi Poros Tengah

Diperbarui: 9 Maret 2018   00:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Foto:Kumparan.com)

Ide memunculkan poros baru di luar poros Jokowi dan poros Prabowo atau yang sering disebut sebagai poros tengah mungkin saja akan terealisasi.

Para pimpinan tiga partai politik (Demokrat, PKB dan PAN) sudah bertemu dan membahas wacana tersebut. Belum ada pengumuman resmi hasil dari pertemuan tersebut, sehingga publik hanya bisa menerka-nerka.

Mendekati pelaksanaan Pilpres 2019, partai politik memang sudah harus segera menentukan sikapnya termasuk menentukan kandidat yang akan diusung agar tak kehilangan waktu dan momentum.  

Hingga kini yang sudah solid menyatakan sikap resmi serta kandidat yang didukung adalah poros Jokowi yang didukung oleh PDI-Perjuangan, Golkar, Nasdem, PPP dan beberapa partai baru.

Sebagai penantang muncul poros Prabowo yang didukung oleh PKS, Gerindra dan kemungkinan beberapa partai baru. Namun demikian, poros ini belum menentukan nama kandidat yang akan diusung.                     

Ide memunculkan poros tengah bisa dibaca sebagai keinginan memunculkan (pasangan) tokoh baru di gelanggang pertarungan Pilpres mendatang.

Kemungkinan tidak terakomodirnya aspirasi dan kandidat yang ingin dimajukan tiga partai politik tersebut ke dalam salah satu poros kekuatan politik yang sudah ada juga bisa diduga sebagai penyebabnya.  

Kita mencatat dari tiga partai politik tersebut sudah beredar beberapa nama yang ingin diajukan sebagai kandidat.

Dari partai Demokrat ada nama AHY yang tak lain adalah putra mantan presiden SBY sekaligus ketua umum partai. Dari PAN, nama sang ketua umum, Zulkifli Hasan. Dari PKB, nama sang ketua umum, Muhaimin Iskandar sudah "curi start" kampanye memperkenalkan diri sebagai bakal calon wakil presiden.

Deklarasi pembentukan poros tengah ini memang masih menunggu waktu yang tepat. Jadi atau tidaknya, sangat bergantung pada komunikasi dan "deal-deal" politik dalam beberapa waktu ke depan.  

Poros tengah nan lemah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline