Lihat ke Halaman Asli

HMI dan SENI

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu sore seketika senja hilang dalam kelompok kecil yang ada didepan sudut joglo uye komfak USHULUDDIN berbagi bahagia serta berbagi rasa dalam senang ataupun dalam duka yang memandang semuanya setara. Ada beberapa kegiatan rutin kami, sore itu pas sekali malam jum’at, biasanya kegiatan di HMI pada malam itu adalah diskusi. Berbagai pertanyaan dan argumen kawan-kawan ditampung dan dijabarkan dalam diskusi itu. Berbagai kata-kata motivasi pun keluar dalam diskusi kecil ini. Yah... memang di HMI sendiri yang lebih  diunggulkan adalah intelektualitas dari para kader-kader tersebut. Memang tidak dipungkiri, itu juga sebagai pembekalan para kader kelak menjadi orang yang berguna esok.

Namun, tidak hanya intelektualitas para kader saja yang diunggulkan disini ada juga sebagian kader yang dianugrahi dengan kemampuan berseni. Seperti seni melukis, bermusik dan juga banyak yang menyukai seni tari. Saya sendiri pun kagum dan bahkan tak menyadari, bahwa dari sosok yang revolusioner ternyata ada juga sifat berseninya.  Disamping itu antusiasme kawan-kawan dalam memahami seni itu cukup banyak, terutama bermusik, banyak anak-anak yang menggidap keinggin tahuan dalam bermain musik.  Ya.. kalau seperti ini saya bersemangat dalam menaunggi mereka-mereka yang ingin mengetahui musik itu sendiri.

Memang selain kegiatan akademik, para kader juga dituntut untuk bisa menjalankan seluruh kegiatan organisasi ya.. salah satunya adalah diskusi kecil diatas tadi yang tak kunjung usai, ya intinya seperti mencari ilmu walaupun kita menua kita masih semangat mencarinya. Para kader mesti mengalami kegelisaan dan kebosanan yang melanda mereka. Maka dari itu para kader juga ditanamkan kesenian dalam dirinya agar tidak terkesan monoton. Selain kita belajar bersama kita juga belajar menghargai proses.

Sampai saat ini, mereka semua masih menjalani proses tersebut seperti ngejam bersama, berlatih melukis, dan kadang ada yang mebuat visual art atau lukisan-lukisan abstrak lainya.seperti melakukan proses yang berjalan dan mengalir berkarya seni-seni lainya. Bukan hanya disibukkan dengan kepentingan diskusi saja. Kembali lagi ke hal yang paling utama, bahwa disini juga menegaskan bahwa melakukan berbagai hal atau segala tindakan tidak hanya melalui proses saja tetapi juga dilandaskan dengan komitmen dan semangat yang kuat. Sehingga proses kita tidak sia-sia.

Dan sekali lagi saya tegaskan, Bahwa Perbuatan Sekecil Apapun Akan Terlihat Hasilnya Jika Kita Berusaha dan Komitmen, Tidak Ada Yang Tidak Bisa di Dunia Ini Selagi Kita Mau Mencoba. #KITA,SETARA_UYE

@BUJANG_9.01.2014..01:30




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline