Lihat ke Halaman Asli

Reuni Burung Pipit

Diperbarui: 30 Agustus 2020   00:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Reuni Burung Pipit

engkau terpampang lagi
di mataku,
saat persis,
senja mulai bertengger
di pucuk-pucuk Enau.

angin sawah terbedak ranum,
di pipimu.

apa singgah ini
cuma sekadar reuni-masam
atas waktu yang pernah kita tugal
di atas dangau-bambu ini?

lantas, kemana saja jejakmu
dulu kau sembunyikan
saat rok remajamu itu
berubah wujud jadi kebaya?

jemari waktu
ternyata telah mendandani tubuh-mungilmu
tuntas se kerlap-kerlip tao toba,
hingga
orang-orangan sawah itu
pun turut kelimpungan
ketika bibirmu rekah merah
melebihi  bianglala
yang berkubang di atas padi-padi
yang mulai kemuning

lihat,
dangau bertiang tujuh itu,
rumbianya telah ku ganti,
juga tujuh kali.

kini kau ziarahi juga teras kampung
berbentuk dusun ini,
dan kau temukan
langgit-langit sawah
pun masih tetap diricuhi cericit burung pipit
yang kini telah beranak cucu
tujuh kali, dalam abu jerami

kesinilah,  serahkan rambutmu
ke pangkuan ku,
dan tidurlah bersama jemariku:
sampai kedua-limpa-batu-kita
hancur berkeping-keping,
sambil kau ceritakan lagi
kamana ikat-rambut-akar-pegagan
yang dulu rajin terkepang
setiap kita usai mandi-mandi sungai?

Onanrunggu, topi tao 1997

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline