Lihat ke Halaman Asli

Kunikahi Puisi, Persis di Bulan Juli

Diperbarui: 26 Juli 2019   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berabad-abad rindu memuntahkan lava,
purnama dan gerhana yang saling mengoyak
Bulan sabit yang terseok-seok di pucuk danau. Sedingin itukah sunyi tega membatukan cinta?

Sampai bila dermaga selalu trauma aroma senja?
Sekejam itukah matahari menitip ngilu di rongga para penunggu waktu?

Berabad-abad rindu kelu mengulum durinya sepi. Bermil-mil terengah-engah mengejar bayang-bayang
yang selalu layu di puncak senja

Juli, oi kemarau parau!
Dimana kutemu wajahmu yang memekat disekat gerhana?

Puisi, duh sihir ilusi!
Berhentilah menghabisi hati.
Haruskah Aku nikahi engkau dibawah terik ini
dengan seperangkat air mata.
Tunai?

Sianjurmulamula. Ruang sepi. 26/07/19




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline