Lihat ke Halaman Asli

Menikahi Gerhana

Diperbarui: 22 Januari 2019   23:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sharechat.com

Tak mungkin tak kau tau!
jika gumpal wajahmu bahkan telah kuerami di balik mataku jauh sebelum sabit itu membintik di pori kulon
jenuh, aduh
sungguh berpeluh
rapuh sejak rindu mulai membengkak didadaku
sejak rembulan selalu ampuh meluluhlantakkan paru
yang kerap memampangkan wajahmu
samar dari celah dedaun yang membeku oleh dingin dan sunyi

Tak mungkin tak kau tau, jika igaku juga telah tuntas jadi batu
terlalu letih berkirim doa
terlalu rintih berdebat dengan para jangkrik
tentang jendela kaca
yang selalu sembab oleh gerimis
dan sepasang mata
yang masih menangisi purnama

Entah buat apa purnama
jika tak bisa diajak berdansa
jika tak bisa
jika tak pintar menghangatkan bebukit

Tak mungkin tak kau tau
semburat purnama itu bahkan pilunya
jauh melebihi iris sembilu

bayangmu yang terlalu, dan fosil senyummu yang berkali-kali menikahkanku dengan gerhana

kota tua yang menua bersama kita yang entah dimana.

Pekanbaru. 2003




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline