Lihat ke Halaman Asli

Info Penting Mohon diSebarkan.

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

jadi, awalnya, tadi siang aq makan di kantin. krna aq masih ada urusa sbentar, aq bilang k temen2 buad makan duluan ntr aq nyusul. nah, bgtu aq dateng k kantin, aq dah lihat temen2 aq ngobrol sama 2 orang asing.

mereka ibu-ibu dg tampang Islam Gaul dll... awalnya ngebicarain ttg Merapi, tapi lama2 nyerempet ke masalah NII.

dari awal aq langsung pasang kuda-kuda jurus andalan buad nampar merka kalo misalnya mereka mulai ngasih2 doktrin ke temen2 aku, soalnya semalem aq dibilangin sama org tua n kakak aq, gmana cara menghindar dari doktrin2 yang mereka kasih. tapi ternyata yg mereka bicarain itu ngga ada nyerempet ke arah merubah paradigma... tapi ada satu temenQ yang dikasih no HPibu-ibu itu... aq jadi kepikiran nih...

perlu diketahui, ciri-ciri orang NII itu, nggak semuanya cupu.

kita nggak bisa menganggap tampang keren n gaya bicara yang asyik itu bukan NII.

memang org2 asyik yg kita temui di tempat umum itu bukan tentu NII, tapi kemungkinan dari mereka yang nyamperin ato sekedar "cari tempat duduk buad makan" trus ngajak ngobrol, bisa aja NII.

jadi kita kudu pinter2 membaca pembicaraan mereka, ke arah mana mereka mw membawa pembicaraan.

yang perlu diwaspadai

Saat mereka mulai bebricara tentang hancurnya negara ini

lalu mereka membaca dalil al Quran dengan fashihnya, dan mengartikan dengan indahnya

lalu mereka menyuruh kita membayangkan betapa indahnya Indonesia dengan hukum-hukum Islam di dalamnya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline