28 tahun sudah orang Argentina mematung di layar TV dan memadati setiap stadion yang menghadirkan pertandingan antara Argentina dengan negara-negara lain dalam sepak bola, untuk mendukung Lionel Messi mendapatkan trofi internasionalnya dalam sepak bola. Olahraga yang bisa dibilang menjadi agama kedua di setiap negara Amerika Latin tak terkecuali Argentina.
Argentina pernah memiliki seorang dewa sepakbola yang begitu dipuja bahkan oleh seluruh dunia, siapa tak kenal Maradona si "Tangan Tuhan". kematian dari legenda itu seakan menambah panjang rindu juara di Argentina. meski memiliki seorang Messi yang tak bisa dibantah adalah pemain terbaik saat ini dimuka bumi.
Melakoni 3 kali partai final Copa Amerika dan mulai dari edisi 2007,2015 dan 2016 serta final piala dunia 2014 membuat La Pulga seperti dihinggapi kutukan dalam final sepak bola. kehebatan serta gelar-gelar individu yang diraihnya selama membela Barcelona seakan tidak diakui oleh penggila bola. Messi harus memiliki gelar mayor dalam sepak bola untuk Timnas.
Debut Messi untuk Tim Tanggo yang dimulai pada tahun 2005 hingga sekarang bukan tidak diwarnai bumbu-bumbu pensiunnya sang megabintang tersebut, rasa frustasi dari kegagalan 4 kali edisi final dan tekanan publik Argentina bahkan dunia bagi la Pulga untuk mempersembahkan trofi mayor internasional bagi negaranya membuatnya beberapa kali memutuskan untuk pensiun namun dibatalkan lagi atas desakan dan tekanan publik Argentina juga.
6 trofi ballon'dor dan 6 sepatu emas dan segudang koleksi trofi bersama Barcelona dirasa belum cukup untuk menobatkan Messi sebagai legenda sepak bola Argentina, bayang-bayang kesuksan Maradona terus menghantui karir profesionalnya di Sepak Bola. Seperti halnya Ronaldo dan Neymar Jr, dua dari megabintang dunia saat ini yang telah melengkapi karirnya dengan mempersembahkan trofi mayor menjadi perdebatan panjang siapakah yang terhebat diantara mereka bertiga.
Tetapi di Maracana, stadion kebanggaan Brazil tempat dihelatnya pagelaran final Copa Amerika 2021 akhirnya Messi mengakhiri kutukan final yang dilekatkan kepadanya selama bertahun tahun. Stadion yang juga menjadi tempat Messi tertegun dan meneteskan air mata luka pada pagelaran Finalnya, kini Messi bisa berbusung dada dan kembali ke Buenos Aires untuk memberikan gelar Mayor pertamanya bagi publik Argentina.!.
Final yang sungguh lengkap bagi Lionel Messi dimana dia berhasil dinobatkan sebagai pemain terbaik sekaligus topskor di ajang ini. sungguh sebuah hari yang luar biasa dan akhir penantian yang manis bagi La Pulga.
Berakhirkah perdebatan tentang sosok Lionel Messi?
Fokus utama Messi kini adalah kisahnya dengan Barcelona, La Pulga yang kini berstatus bebas transfer karena telah berakhir masa kontraknya di Camp Nou masih menjadi misteri dimana "si Kutu" akan meneruskan karir sepak bolanya nanti. yang pasti perdebatan tentang kehebatannya telah ia akhiri di Maracana sekaligus menjadi hari yang sangat luar biasa dalam moment karir sang Mega Bintang.
Bagaimanapun juga kini Lionel Messi telah membuktikan kepada Argentina khususnya dan Dunia pada umumnya, bahwa bukan di Barcelona menjadi tempat satu-satunya pembuktian akan kehebatan olah bola dan gol-golnya. Trofi Copa Amerika edisi 2021 menjadi pelepas dahaga, kutukan, kritikan dan segala cemoohan kepadanya. Sebuah perayaan di Maracana yang akan selalu di ingat publik sepak bola, bukan Angel Di Maria yang menceploskan satu-satunya gol di Final itu atau Lionel Scaloni pelatih Argentina yang dielu-elukan anak-anak Tim Tanggo. tetapi Messi lah yang menjadi prontagonisnya. Sepertinya semua kita setuju dan mahfum akan ceremoni yang dikhususkan pada sosok sang Bintang.
Akankah Dunia kini setuju bahwa Lionel Messi setara dengan Maradona, sepertinya Pagelaran Piala Dunia 2022 di Qatar yang akan menjawabnya.! layak untuk ditunggu.