[caption id="attachment_360741" align="alignleft" width="251" caption="cctv hati"][/caption]
Selamat pagi sahabat-sahabat. Kembali lagi kita bertemu di pagi yang indah dan sejuk serta kesempatan yang berbahagia ini. Semoga kita selalu sehat wal afiat dan sukses selalu dalam meraih impian. Apa pun impiannya, yakinlah Tuhan pasti akan mengabulkan. Entah kapan akan dikabulkan, tetap berpikiran positif. Sebab Tuhan hanya mengabulkan do’a bila hambanya berpikiran positif kepada-Nya. Wallahu ‘alam.
Meningkatnya angka kriminal di Indonesia disebabkan banyak faktor. Salah satunya adalah akibat tidak memiliki CCTV dalam hati. Basuki Tjahaja Purnama, atau yang biasa disapa Ahok, wakil gubernur DKI Jakarta dalam salah satu kesempatan menolak permintaan sekolah yang menganggarkan CCTV untuk sekolah di Jakarta. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi tingkat kekerasan yang terjadi di sekolah. Paling tidak dapat mengenali pelaku yang berbuat nakal.
Patut kita apresiasi penolakan ini. Pasalnya, untuk menekan angka kriminalitas di sekolah tidak perlu menggunakan CCTV. Sebab, selain membutuhkan biaya besar juga tidak menjamin bila menggunakan CCTV angka kriminalitas akan menurun. Perlu anda ketahui, ternyata ada CCTV yang lebih mampu menekan angka kriminalitas. Bebas tanpa anggaran sedikitpun. Yaitu CCTV Hati.
Maksudnya, bila hati terus diasah dengan kebaikan, niscaya kriminalitas tidak akan meningkat kian harinya. Orang tua, guru dan kepala sekolah dan pemerhati pendidikan tidak perlu khawatir terhadap prilaku anak. Hati berfungsi sebagai CCTV. Memantau setiap gerak gerik perubahan yang terjadi dan berkembang di sekitar kita, insya Allah dapat memilah dan memilih setiap langkah yang akan dilakukan. Oleh karena itu, sangat penting CCTV hati terus dihidupkan. Demi kebaikan kita bersama. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H