Lihat ke Halaman Asli

Rosiana Febriyanti

Ibu rumah tangga dan guru

Optimistis Menjemput Rezeki di Sepertiga Malam

Diperbarui: 7 Mei 2020   04:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi diolah dari study.fcsc.com

Mari kita jeda sebentar untuk menanyakan kabar diri kita sendiri. Apakah diri kita sudah hilang harapan dan sandaran kepada Allah Swt? Apa tujuan kita mati-matian berusaha di dunia? Eh, tiba-tiba lembaga/perusahaaan kita merumahkan karena corona. Mari kita buka kembali lembaran-lembaran Alquran yang mungkin selama ini jarang tersentuh.

"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kamilah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (QS. 20:132)"

Laa rayba fiihi. Allah telah menjanjikan rezeki bagi hamba-hamba-Nya yang shalat dan bersabar dalam mendirikannya hingga berbuah takwa.
Dengan begitu maka Allah akan memberi kan rezeki juga kebaikan-kebaikan yang banyak kepadanya.

"Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri.  Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al Ankabut: 60).

Shalat adalah inti ibadah. Shalat juga mengandung makna 'doa atau permohonan'. Dalam berdoa itu kita tidak boleh memaksa Allah karena Allah akan memberi kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya. Kapan saatnya pengabulan doa pun terserah Allah.

Lantas, untuk apa kita lama-lama berdoa kalau tidak tahu kapan dikabulkannya? Allah sudah memberikan jalan pengabulan doa, yaitu dengan beribadah yang ikhlas. Kalau Allah sudah mencintai hamba-Nya, apa pun akan diberi, bahkan lebih baik dari dunia dan seisinya.

Begitu pula dengan orang yang minta resep agar langsing pada saya. Melangsing itu hanya untuk yang mau. Kalau saya beri tahu resepnya, apa dia langsung mau mengikutinya? Saya tidak bisa memaksanya untuk mengikuti resep saya.
Saya hanya memberi pilihan, terserah dia mau mengikuti resep saya atau tidak. Saya bukan penggenggam jiwanya yang bisa dengan mudah membolak-balikkan hatinya.

Demikian halnya dengan mengajar murid-murid. Saya hanya menyampaikan dengan cara yang saya bisa. Perkara ilmu yang terpaut atau tidak pada cara berpikirnya itu di luar kuasa saya. Saya hanya berusaha memahamkannya tetapi Allahlah pemberi ilmu yang sesungguhnya. Sekeras apa pun usaha saya, tak akan bisa tanpa kehendak dan pertolongan Allah.

Kita diciptakan untuk beribadah, bukan berdoa sambil memaksakan sesuatu harus sesuai dengan nafsu atau keinginan kita. Tetaplah berusaha sambil menyesuaikan keinginan kita dengan keinginan Allah.

Misalnya seperti ini, kalau ada anak yang merengek minta uang jajan, pasti ia akan berusaha melakukan apa yang disukai orang tuanya sampai orang tuanya itu ridha memberikan uang jajan..

Kebanyakan orang berdoa pasti menyesuaikan dengan apa yang disukai Allah, misalnya ingin dapat jodoh maka dia banyak sedekah, banyak ibadah, banyak senyum,  dan sebagainya.  Orang itu tidak boleh memaksa harus tahun ini nikahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline