Pada 21 Maret 2020, pertama kali dalam sejarah 15 tahun pengalamanku mengajar di Pesantren Al Kahfi, Bogor, aku mengantarkan santri-santri putri ke depan gerbang depan pesantren. Masjid putra yang tepat berada di depan gerbang itulah yang menjadi tempat para santri menunggu orang tua yang akan menjemput.
Tangis haru membuncah saat mereka melihat sudah dijemput dan terpaksa berpisah dengan teman-teman sekamarnya. Tas-tas besar dan koper di depan masjid pun menunggu untuk diangkut pemiliknya. Ada rindu mendalam yang tertinggal saat ini, senyap merayap perlahan, tinggal kenangan karena bayang wajah mereka terhijab dalam pembelajaran daring. Aku tak dapat lagi melihat canda tawa mereka yang pecah di kelas.
Ini merupakan tarbiyah Allah untuk melatih kesabaran kita dalam menghadapi musibah. Semua yang terjadi sekarang adalah atas takdir, kehendak dan atas izin-Nya. Maka yang perlu kita lakukan adalah menguatkan kesabaran sambil menyempurnakan ikhtiar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H