Lihat ke Halaman Asli

Rosiana Febriyanti

Ibu rumah tangga dan guru

Accismus

Diperbarui: 17 Januari 2020   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Hujan malam ini membuatku tak sabar menunggu esok untuk menulis tentang accismus, perasaan pura-pura tidak suka padahal suka. Sebagaimana perasaanku terhadapnya, sekeras apa pun usahaku menghindar darinya, tetap saja aku tidak bisa mengelak untuk meliriknya.

Sejak pagi sampai malam aku bersamanya. Mau bagaimana lagi, suasana hujan begitu mendukung. Mau berpura-pura tidak melihat tidak bisa karena hati rindu sangat. 

Sementara aku terperangkap bersamanya di situasi yang sama hampir setiap hari. Kamu pernah merasakan hal ini? Rasanya lidah ini berat sekali untuk tidak menyapanya.

Saat kudekati dia diam saja. Gayanya memang menyebalkan. Jujur, aku tuh gak bisa digituin sama dia. Dia begitu hangat bagai bakwan yang baru diangkat dari wajan. Kuakui bahwa aku tidak bisa berpaling darinya.

Pernah merasakan accismus pada seseorang? Jangan dipendam, nanti menyesal karena ketikung sama yang lain, eh.

Pikiranku berkata, "Hidup adalah pilihan. Karena aku ingin sehat maka harus mengurangi intensitas pertemuan dengannya."

Namun perasaanku berkata, "Ah, lagi-lagi accismus!"

Pikiranku bilang, "Percaya deh, ada yang lebih baik dari gorengan. Yuk, move on dari mantan!"

Hati menjawab, "Semangati aku dong! Please..."




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline