Lihat ke Halaman Asli

Pearoba, Danau Di Atas Danau Toba

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1412236090297919093

[caption id="attachment_326917" align="aligncenter" width="640" caption="Pearoba"][/caption]

Saya mengunjungi Pearoba bersama suami, ayahanda dan bapatua saya di penghujung 2013 sebelum saat ini berdiam tidak jauh dari Pearoba. Kami menempuh jalan dari Simpang Tugu Opung Simarmata di desa Simarmata, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Jalan masih berbatu dan hanya sedikit yang mulus dengan aspal beberapa meter. Dan jika musim hujan jalanan yang campuran batu dan dan tanah akan licin sehingga harus berhati-hati.

Jarak dari Simpang Simarmata ke Pearoba sekitar 7-8km dan ditempuh kurang lebih 30menit dengan kendaraan. Anak-anak penduduk sekitar akan menghabiskan waktu kurang lebih satu jam jika berjalan kaki ke sekolah baik SD maupun SMP yang ada di sana, sedangkan bagi murid SMA harus menumpang angkutan umum lagi setelah berjalan kaki.

Sebenarnya saya sudah mendengar Pearoba dari cerita-cerita namun baru melihatnya sekali saja. Pearoba memang belum dituliskan di brosur wisata bersama Danau Sidihoni dan Danau Aek Na Tonang yang juga ada di Kabupaten ini. Berada di ketinggian membuat Pearoba menjadi unik. Saya hingga sekarang tidak tahu darimana sumber airnya selain menduga dari mata air sendiri di dasarnya. Saat musim kemarau dan rumput hijau di sekitarnya mulai kecoklatan, Pearoba masih berair.

Lahan berkontur dan dilengkapi rumput hijau hingga seperti bukit Teletubbies ada di sekitar Pearoba. Pohon di sekitarnya tidak begitu banyak dan mayoritas pinus. Sepanjang perjalanan, tanaman kopi merupakan tanaman mayoritas penduduk. Kopi yang disebut Kopi Ateng ini merupakan penghasilan utama penduduk desa. Selama tidak kemarau, maka penduduk akan rutin panen kopi. Selain itu ada juga pembuatan batu bata yang dikelola oleh keluarga Simarmata. Desa Sihusapi yang mencakup Pearoba ini juga dipimpin Kepala Desa W. Simarmata.

14122372401058359936

[caption id="attachment_326913" align="aligncenter" width="448" caption="Di sekitar Pearoba"]

1412234923282224959

[/caption]

[caption id="attachment_326914" align="aligncenter" width="448" caption="Di Sekitar Pearoba "]

1412235028297758647

[/caption]

Kami pun singgah di kedai tradisional sederhana milik penduduk desa untuk minum kopi, teh, maupun tuak jika saat itu tersedia. Tuak sudah dikenal luas bagi kaum lelaki Batak di sana, dibuat dari fermentasi air nira. Banyak juga pengunjung asing yang lumrah disebut “bule” suka minuman ini.
Tak jauh dari Pearoba ada juga mata air Si Gornang yang diklaim sebagai situs bersejarah sebagai peninggalan asli dari Opung Simarmata. Penduduk di sekitar Pearoba memang mayoritas bermarga Simarmata sebagai keturunan Opung Simarmata sedangkan yang bermarga lain bisa dipastikan juga memiliki kaitan family misalnya keturunan marga Nainggolan yang menikahi putri Simarmata (boru Simarmata).
Terpesona oleh kecantikan sekitar Pearoba, terbayang lokasi-lokasi camping di Eropa khususnya Jerman dan Belanda. Dengan hanya menyediakan fasilitas air bersih dan keamanan, bisa jadi usaha. Selama ini pengunjung asing akan menginap di berbagai penginapan di sekitar Tuk-tuk yang sekitar satu jam dari Pearoba . Pengunjung menyewa sepeda motor atau diantar dengan mobil oleh pemandu mereka dan mereka pulang dengan bersepeda. Pengalaman saya, inang Annette Horschman Siallagan dari Tabo Cottage yang paling rajin memandu tamu untuk melihat Pearoba.

[caption id="attachment_326916" align="alignnone" width="640" caption="Di sekitar Pearoba"]

14122360161663907598

[/caption]

Untuk makan kuliner khas bisa dicoba mie gomak yaitu nama lain mie lidi yang mirip spaghetti dan ikan bakar sambal tombur. Sambal tombur ini merupakan sambal dari campuran kemiri, cabai, bawang merah dan bumbu lain yang dibakar terlebih dahulu sebelum diulek. Selanjutnya dicampur rempah khas Tapanuli bernama Andaliman dan perasan air jeruk nipis.
Ada yang lucu bagi saya tentang sambal tombur ini. Suatu hari seorang Batak yang mengunjungi Pulau Samosir sudah ingin makan ikan bakar. Saat ikan dan bumbu sudah disajikan, ia mengungkapkan bahwa ia ingin sambal kecap manis saja seperti bumbu ikan bakar hidangan nasional. Juga turis dari Surabaya mengungkap sambal tombur enak tetapi dia tidak sanggup makan banyak karena adanya bumbu Andaliman.
Ingin mencoba semua yang saya tuliskan ini? Segera datang ya, dan jangan lupa ada Pearoba di atas Danau Toba.
Catatan: Fotografer terkenal, Jonny Siahaan juga mengunggah foto-foto Pearoba di Panoramio.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline