Lihat ke Halaman Asli

Haruskah Aku Berhenti?

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bagai bulatnya bumi

Tak ada yang berubah

Tak ada yang berbeda

Selalu bersama dalam cerah, mendung,

Hujan, badai, bahkan bencana

Kami padu

Putihku telah dikenalnya

Hitamku telah dihafalnya

Putihnya telah menyatu dalam hitamku

Hitamnya terkaburkan oleh putihku

Yang kami ingin

Bersama

Yang kami mau

Bersatu

Yang kami impikan

Menua bersama

Namun akankah terjadi?

Adat ini mencambuk kami

Mengurung kami, memisahkan kami

Beribu orang bagai beton – beton penghalang

Bagai serigala siap mengoyak tubuh

Kami mencoba bertahan

Kami hancur, bangkit

Selalu perbaiki, dan perbaiki

Aku telah lelah

Telingaku tak lagi mampu

Mendengar hujatan, cemooh, dan

Kecaman mereka

Aku lelah

Tak bolehkah bersama?

Jika kami bersama

Apa beribu titik hitam akan hinggap?

Dunia

Bagai malaikat yang siap

Menarik nyawa manusia terkutuk

Letih dan takut

Haruskah aku berhenti?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline